News

Pengembangan Usaha Fesyen untuk Bersaing di Kancah Internasional

Tuesday, 23 Oct 2018

by Jakarta Fashion Week

Banyak UKM yang ingin mengekspor produknya, tetapi bingung akan langkah-langkah yang harus diterapkan. Ada juga brand yang sudah memasarkan produknya di luar negeri, tetapi tidak laku dijual. Untuk menjawab problematika ekspor, Jakarta Fashion Week 2019 menyelenggarakan talk show bertema “Going Global with Design” di hari keempat (23/10/2018).

Talk show kali ini membahas tentang pentingnya pengembangan brand dan strategi bisnis yang baik untuk bersaing di kancah internasional. Novita Yunus dari Batik Chic, Tommy Ambiyo dari Byo, serta Bapak Ari Satria selaku Direktur Pengembangan Produk Ekspor dari Kementrian Perdagangan membagi kisah mereka sebagai narasumber.
 
Sejak memulai usahanya pada tahun 2010, Novita Yunus sudah mempunyai strategi bisnis yang baik. Di awal usahanya, ia berkolaborasi dengan Garuda Indonesia, sehingga brand-nya, Batik Chic, semakin cepat dikenal masyarakat. Sebelum mengekspor produknya, Novita Yunus mempelajari negara yang menjadi destinasi ekspornya. Contohnya, sebelum mengekspor ke Jepang, ia mengetahui akan lengan orang Jepang yang cenderung pendek. Dengan demikian, Novita Yunus memproduksi barang yang sesuai dengan permintaan pasar di Jepang.


Tommy Ambiyo juga menceritakan pengalamannya pada waktu mengekspor produk Byo di luar negeri. Ia mengatakan bahwa, tiap negara mempunyai selera dan pandangan berbeda terhadap setiap produk. Karena itu, amatlah penting untuk melakukan riset tentang negara-negara tersebut. Ini dapat dilakukan dengan mempelajari dari sudut pandang konsumen. Untuk mempelajarinya, Tommy sering mengamati toko-toko untuk melihat selera dan trend yang ada di negara tersebut, serta memperhatikan cara orang berpakaian di jalan.
 
Sebagai dukungan pemerintah terhadap UKM Indonesia, Bapak Ari Satria menjelaskan tentang program dari Kementerian Perdagangan yang bernama Indonesian Design Development Center (IDDC). Platform ini membantu para desainer dan brand untuk mengembangkan brand dan produknya agar bisa diekspor. Tak perlu khawatir akan pengurusan ekspor, IDDC memiliki customer service yang menyediakan informasi tentang surat-surat ekspor dan buyer internasional. IDDC juga berfungsi sebagai pusat konsultasi desainer tentang pengembangan usaha, hak desain, dan proses desain.

Selain itu, platform ini juga berfungsi sebagai pusat pelayanan desain yang menyediakan fasilitas untuk memudahkan proses desain seperti design library, akses ke situs trend design, mesin 3D printing untuk prototyping, dan foto studio untuk produk. Bapak Ari berharap, dengan adanya IDDC, mereka bisa membantu brand fashion tanah air agar bisa melebarkan sayapnya di dunia internasional. (GAB/ZGY)