Tahun 2018 adalah kali kedua Jakarta Fashion Week menggandeng Waste4Change untuk mengelola sampah sepanjang event. Berawal dari startup kecil, kini Waste4Change telah menjadi salah satu suara yang diperhitungkan dalam pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.
Berulangtahun ke empat, Waste4Change mengundang segenap koleganya untuk berkumpul dalam pesta makan yang cukup unik. Tidak hanya berkonsep
potluck, pesta ini juga menekankan unsur
less waste di mana para undangan diminta membawa
tumblr masing-masing. Bertempat di Innovation Room, Komplek Kementerian Ketenagakerjaan, setidaknya ada 40 tamu yang hadir, mulai dari klien Waste4Change hingga berbagai rekanan pejuang pengelolaan lingkungan.
Bijaksana Junerosano,
founder Waste4Change, berbagi sedikit kisah tentang perjuangannya mengelola sampah. "Semua ini berawal dari rasa marah, saya marah melihat sampah semakin menumpuk tidak terurus. Lalu seiring waktu berjalan, saya menyadari bahwa kegiatan sosial saya ini tidak seharusnya melulu gratis. Pengelolaan sampah pun butuh biaya, tidak sama dengan sekedar mengambil sampah secara sembarang lalu menumpuknya asal-asalan," ungkap Sano, sebagaimana dia biasa disapa.
Tidak mudah menjajakan jasa yang masih terbilang diremehkan di tanah air. Namun berkat dukungan berbagai pihak, kini Waste4Change mulai menunjukkan hasil yang manis. Klien besar seperti TetraPak, Wardah, Milo, Sheraton Hotel, Kaum, Potato Head, Ruang Selatan, termasuk juga Jakarta Fashion Week telah menjadi pendukung setia gerakan mulia ini. Bantuan dari rekan-rekan sesama pengusung
circular economy juga sangat membantu, misalnya dari berbagai bank sampah, Foodcycle Indonesia yang mengolah surplus pisang menjadi kue-kue lezat, Greeneration yang membantu kampanye-kampanye pengelolaan sampah, dan lain sebagainya.
"Kami ingin tiap rekan yang ada di sini membantu kami. Jadilah garda terdepan memerangi sampah di industrinya masing-masing," pesan Sano menutup acara malam itu.