Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kembali mengambil bagian dalam Jakarta Fashion Week 2016. Tahun ini, Dekranasda menantang para desainer untuk kreatif menerjemahkan sejumlah maskot Provinsi DKI Jakarta ke dalam rancangan masing-masing. Hasilnya, parade busana cantik dan menarik dari sepuluh desainer lokal Jakarta, dengan tema “Lenggang-lenggok Flora Fauna Jakarta”, pada 28 Oktober 2015 lalu.
Pengetahuan masyarakat tentang ikon Jakarta, selain Monumen Nasional dan ondel-ondel, memang dirasakan masih kurang oleh Dekranasda. Hal itu diungkapkan oleh Ade R. Hasan Basri, Sekretaris Dekranasda DKI Jakarta, dalam talkshow yang digelar di sela-sela hari ketujuh penyelenggaraan Jakarta Fashion Week 2016. “Kalau kita harus mencari sebuah ikon di ibu kota Jakarta, di mana?” tanya Ade.
Padahal, Jakarta juga memiliki maskot-maskot lain, berupa flora dan fauna khas, yang keberadaannya semakin lama semakin langka. Ada 9 flora dan 4 fauna yang termasuk dalam kategori langka tersebut, menurut Ade, yaitu salak condet, sirih kuning, tapak dara, nona makan sirih, bunga kerak nasi, melati gambir, burung elang bondol, bulus, dan burung kipasan belang.
Dan tantangan untuk menuangkan ikon-ikon Jakarta yang langka tersebut ke dalam desain fashion itu dicetuskan oleh Veronica Tjahaja Basuki, Ketua Dekranasda, kepada para desainer yang tergabung sebagai anggota perajin Dekranasda DKI Jakarta.
“Untuk menambah inspirasi pola ragam hias dalam desain dan industri fashion,” tambah Ade. Khususnya, dalam pengembangan batik bertema yang dipenuhi dengan filosofi dan kreasi. Selain itu, Dekranasda juga ingin mendidik masyarakat tentang maskot Jakarta lewat kreasi busana dan kerajinan yang memiliki siluet, model, dan potongan modern, tanpa meninggalkan identitas lokal.