December 6, 2024
News
Tuesday, 18 Oct 2022
News
Tuesday, 18 Oct 2022
Sebagai Negara Kepulauan yang terdiri dari banyak suku dan budaya, tentu Indonesia kaya akan ragam wastranya. Wastra-wastra tersebut dibuat dengan teknik dan pewarnaan yang berbeda-beda.
Sebagai pelopor gelaran mode di Indonesia, Jakarta Fashion Week (JFW) dari awal kehadirannya tak pernah meninggalkan identitas kebangsaan. JFW memberikan ruang yang luas bagi karya adiluhung wastra Indonesia. Bagaimana pun tren mode internasional menggempur, tidak sedikit perancang mode Indonesia yang justru menghadirkan asimilasi melalui karyanya dari tahun ke tahun pelaksanaan JFW.
Dikenal memiliki fokus pada wastra Indonesia, JFW yang diadakan secara luring terakhir sebelum pandemi bahkan tak hanya membawa semangat tersebut di catwalk. JFW 2020 yang berlangsung pada 22-28 Oktober 2019 juga menghadirkan talkshow bertajuk Mencintai Kain Tradisional Indonesia yang bertujuan untuk memperkenalkan kain-kain Nusantara agar lebih digemari oleh publik, terutama generasi milenial.
JFW 2020 bukanlah satu-satunya yang mewadahi wastra Indonesia saja. Mari kita simak pesona wastra Indonesia yang menghiasi catwalk JFW dari tahun ke tahun:
1. Tenun
Tenun adalah salah satu ragam wastra Indonesia yang pesonanya memikat dunia internasional. Proses pembuatan yang memakan waktu lama, membuat tenun memiliki nilai seni tinggi. Sampai-sampai, brand Dior pun menjatuhkan pilihan pada kain Endek Bali yang dibuat dengan teknik tenun ikat sebagai koleksi Spring/Summer 2021 di Paris Fashion Week.
Indonesia punya banyak sekali jenis tenun ikat. Salah satu desainer di JFW yang menghadirkan tenun dalam karyanya adalah Didiet Maulana dengan brand Ikat Indonesia. Sebelumnya, ada Poppy Dharsono yang menghadirkan tenun dengan motif mitologi serta dipadukan dengan kalung dan gelang keemasan bernuansa etnik pada JFW 2008. Itang Yunasz juga merupakan desainer yang rajin mengkreasikan tenun dalam koleksinya. Salah satu karyanya menggunakan tenun ikat sumba bergambar kuda yang memiliki filosofi kepahlawanan.
Di JFW 2019, tenun juga banyak hadir. Di antaranya, tenun dibawakan oleh Defrico Audy bersama desainer NT. Salah satu yang menghebohkan catwalk adalah kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan pada saat itu, Susi Pudjiastuti yang berjalan dengan outer tenun panjang karya Anne Avantie, kacamata hitam, sepatu boots, dan turban. JFW 2019 menjadi momentum berharga bagi desainer yang dikenal karena selalu membawakan karya batiknya ini. Di tahun tersebut, Anne memilih tenun untuk mengumpulkan donasi bagi masyarakat nelayan yang terdampak gempa dan tsunami di Palu-Donggala pada 28 September 2018.
(Foto: Koleksi Iwan Tirta di JFW 2022)
2. Songket
Salah satu daya tarik songket adalah benang berwarna emas dan peraknya. Merdi Sihombing menghadirkan songket dalam bentuk silky dress midi di bawah lutut dengan shoulderless pada JFW 2009. Setahun setelahnya, Oscar Lawalata menampilkan kebaya encim yang mengekspos motif songket di bagian depannya. Ia juga melengkapinya dengan kain yang menjuntai dari bahu model.
3. Tapis
Wastra asal Lampung yang terbuat dari proses panjang pemintalan kepompong ulat sutera menjadi benang emas ini juga menghiasi catwalk JFW dari tangan Rudy Chandra melalui Panutan Ragam Nusantara show.
4. Sasirangan
Kain ini dibuat dengan teknik tusuk jelujur lalu dicelup. Ghea Pangabean adalah salah satu desainer yang terinspirasi dengan wastra Nusantara asal Kalimantan Selatan ini. Pada JFW 2010, ia memadukan sasirangan dengan boho style untuk pakaian berpotongan longgar, panjang seperti outer model batwing. Tak lupa ikat kepala dan kalung-kalung besar-panjang menjadi pelengkap.
5. Batik
Tak perlu diragukan, batik sudah banyak wara-wiri di catwalk JFW, mulai dari batik tradisional seperti yang dibawakan oleh sejumlah nama seperi Iwan Tirta, Anne Avantie, Era Soekamto, brand Batik Chic sampai Oscar Lawalata. Salah satu kehadiran batik yang ditunggu di catwalk JFW adalah koleksi Bin House karya Obin. Perempuan yang lebih suka disebut sebagai tukang kain ketimbang desainer ini secara rutin menghadirkan kain batik yang tampak anggun.
Selain batik tradisional Jawa, batik mega mendung khas Cirebon juga menunjukkan pesonanya di catwalk JFW seperti yang ditampilkan oleh Gabriela, pemenang favorit Lomba Perancang Mode 2021 yang menjadi rangkaian kegiatan JFW.
(Foto: Koleksi Gabriela, Pemenang Favorit Lomba Perancang Mode (LPM) 2021 di JFW 2022)
Karya-karya batik modern juga menghiasi JFW beberapa tahun belakangan. Nama-nama seperti Sejauh Mata Memandang, Bateeq menghadirkan nuansa baru bagi wastra batik.
6. Ulos Batak Toba
Oscar Lawalata, desainer di balik pameran Aku dan Kain di Monumen Nasional tahun ini secara konsisten menghadirkan beragam wastra Indonesia, termasuk yang berasal dari Sumatera Utara ini.
7. Lurik
Kain bergaris ini juga menjadi salah satu kain tradisional favorit lantaran mudah dipadu-padankan dengan model pakaian apa saja. Jeffrey Tan, Stellarisa, dan Lenny Agustin adalah beberapa nama yang pernah membawakannya. Yang teranyar, Lulu Lutfi Labibi juga tampil membawakan lurik dengan potongan tipis yang berani dan teknik layering pada JFW 2021 yang digelar daring.
8. Uis Batujala
Familiar dengan wastra yang satu ini? Memang, pamor wastra Sumatera Utara ini sudah meredup. Itulah yang membuat brand Purana berkolaborasi dengan Humbang Kriya. Kata 'Humbang' diambil dari nama sebuah Kabupaten di Sumatera Utara, Humbang Hasundutan.
Dahulu, teknik celup seperti tie-dye atau shibori sempat berkembang di Kawasan Toba dan disebut dengan Uis Batujala. Akan tetapi, pamornya kemudian menurun seiring makin populernya tenun ulos.
Purana dan Humbang Kriya menghadirkan desain dengan potongan asimetris dan teknik layering yang bernuansa modern urban.
9. Lipa Saqbe
Ini adalah sarung tradisional Mandar, Sulawesi Barat. Denny Wirawan sempat menghadirkannya sebagai material celana balon atau rok yang dipadukan dengan atasan berbahan silk sampai kulit di gelaran JFW.
Mana wastra yang paling Anda sukai? Dapatkan inspirasi penggunaan wastra lainnya di JFW 2023 yang kembali digelar secara luring pada 24-30 Oktober 2022 di Pondok Indah Mall 3.
Selaras dengan Jakarta Fashion Week yang selalu mengapresiasi kain tradisional Nusantara dengan menghadirkannya di runway, Gouw Indonesia juga 'melestarikan' aneka jajanan tempo dulu dengan tampilan cantik dan premium. Di gelaran Jakarta Fashion Week 2023, Gouw hadir memberikan dukungan sebagai bentuk cinta terhadap budaya Nusantara. Anda juga bisa menikmati kue-kue lokal cantik bercitarasa otentik dengan sentuhan pekan mode berkelas lewat Gouw Box Set Jakarta Fashion Week 2023 Special Edition, pada periode pembelian 22 - 29 Oktober 2022 (selama persediaan masih ada).
Nantikan terus info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)
Baca juga:
Geliat Sustainable Fashion di Indonesia
Ratusan Perancang Mode Nasional dan Luar Negeri Akan Meriahkan Jakarta Fashion Week 2023
Jakarta Fashion Week 2023 Siap Digelar Secara Offline dan Online
Dewi’s Luxe Market Tawarkan Pengalaman Berbeda Belanja Produk Fashion Premium
Jakarta Fashion Week 2023 Dengungkan Kampanye ‘Fashion Reformation’
Foto: Dok. JFW
Latest News