News

LPMM 'Re:Form' Kedepankan Inovasi Sustainability untuk Masa Depan Industri Mode Indonesia

Tuesday, 25 Oct 2022

by JFW

Lomba Perancang Mode Menswear (LPMM) tahun ini yang merupakan kolaborasi JFW 2023 dengan Instituto Marangoni hari ini menemui puncak acaranya. Menunjukkan hasil karya dari 10 finalis teratas yang telah melewati penyaringan kompetitif dari banyaknya jumlah perancang mode muda dan aspiratif Indonesia yang turut mendaftarkan diri dalam ajang perlombaan desain bergengsi ini.

Dalam sambutan pembuka dari Creative Director JFW 2025, Andandika Surasetja, disampaikan bahwa tahun ini lomba mengutamakan tingkat daya pakai, inovasi, serta praktek sustainability para desainer. Industri fashion adalah salah satu industri dengan limbah buangan terbesar, karena itu isu sustainability menjadi sebuah isu yang penting untuk dibahas dan dikembangkan. 


(Karya Ardina Gona Gan)

Melalui ajang LPMM ini, para desainer muda berbakat mendesain total lima looks dalam tema Re:Form dan berhasil menyuguhkan ragam interpretasi yang tidak hanya kreatif namun juga inovatif. Hasil karya para finalis, meski mengedepankan faktor sustainability, sama sekali tidak terlihat seperti pakaian yang dibuat dari olahan daur ulang. Sebaliknya, banyak desain yang muncul dengan garis modern, futuristik, dan trendi. 

Para finalis menunjukkan bahwa  menciptakan pakaian yang ramah lingkungan tidak harus jatuh ke dalam stereotipe desain yang sama. Koleksi hasil karya Eric Joe, dari kompetisi ini, memiliki profil desain futuristik yang sangat kuat. Tidak lagi menuruti partisi-partisi antar gender, ia memasangkan korset silver, jas crop top, hingga rok lebar menyapu lantai ke dalam deretan desain menswear-nya. 

Dari sisi sustainability, Ardina Gona Gan bereksperimen dengan prinsip-prinsip fisika dan kimia menciptakan jenis tekstil kulit imitasi yang terbuat dari olahan fermentasi teh atau kombucha. Koleksinya berjudul Graphene Flakes memilki desain yang sekilas terlihat straightforward namun membawa keindahan tekstil hasil kreasinya bersinar di bawah lampu sorot panggung. Memilki penampakan faux leather yang ringan, bertekstur, dan memantulkan cahaya, kain olahan dari kombucha ini memiliki tingkat versatility yang tinggi baik untuk ready to wear maupun luxurywear

(Karya Kimberly Lintungan)

Hadir juga koleksi istimewa dari pemenang LPMM tahun lalu, Adrie Basuki, desainer yang aktif penggalakan praktek zero waste dalam rancangannya. Ia menggunakan creative fabric terbuat dari olahan sisa-sisa kain yang kemudian dihancurkan dan dijahit kembal menjadi sebuah kain quilt bermotif seperti terazzo. Kain inilah yang menjadi bintang utama dari koleksi berisi ini.

(Karya Eric Joe)

"Yang perlu dimakna, jangan mati rasa. Yang perlu ditelaah, jangan pejamkan mata terlalu lama. Karena kita pasti akan temukan indahnya bangun dari tidur," adalah akhiran dari narasi puisi yang membuka koleksi ini sebelum kemudian remix dari lagu Bangun Tidur karangan Pak Soejono. Model-model berjalan menyusuri runway mengenakan eye-patch aneka warna untuk memperkuat konsep bangun tidur. Koleksi ini tampak sangat wearable namun unik. Ia bermain dengan banyak potongan pola kotak-kotak dan panel-panel besar. Ditambah lagi dengan pilihan nuansa warna cokelat, biru tua, dan putih menambah kesan kalem dan alami.

(Koleksi Adrie Basuki, pemenang pertama LPM 2021)

Pada akhirnya, Dewan juri yang terdiri dari Andandika Surasetja, Dana Maulana (desainer mode jenama Danjyo Hiyoji), dan Lisa Malonda, yang merupakan perwakilan Istituto Marangoni, sekolah mode internasional yang menjadi partner LPMM, memutuskan Ardina Gona Gan menjadi pemenang pertama, Kimberly Lintungan dengan tema The Phase sebagai pemenang kedua, dan Eric Joe, yang menamai koleksinya Espace sebagai pemenang ketiga. Juara pertama berhak atas hadiah short course di Instituto Marangoni di Firenze, Italia. 

Rangkaian show ini tidak hanya menjadi sebuah lomba yang penting hakikatnya untuk pencarian talenta muda industri mode Indonesia, namun juga membuka luas cakrawala praktik sustainable fashion dalam desain-desain modern yang up to date. (JFW)

Baca juga: 
Tiupan Pertama Musim Semi dalam Koleksi ‘Signs of Spring’ Karya Starry, Nadjani, dan Glashka
Warna-Warni 'Summer Power' ala RTW STUDIO, MARYALLÉ, dan Calla The Label
Dewi's Luxe Market Presents 'The Fluidity', Mendobrak Gaya Menswear
Tidak Lagi Virtual, JFW 2023 Kembali Gelar Runway Fisik