Jakarta Fashion Week kembali menggandeng Japan Fashion Week Organization. Tahun ini, desainer kenamaan Negeri Sakura, Suzuki Takayuki, yang telah memeragakan koleksinya di Tokyo Collection Week sejak 2007 dan juga memiliki lini Ikkuna/Suzuki Takayuki, berkolaborasi dengan Michelle Tjokrosaputro, dari label lokal Bateeq. Dengan konsep “Time and Harmony, Aging and Consonance”, mereka berdua menitikberatkan kepada inovasi batik dan pemilihan material, warna maupun motif yang terinspirasi dari kekayaan buaya Indonesia, dengan pertimbangan tren terkini.
Ada tiga motif batik yang diterapkan oleh Suzuki pada 11 dari 30 look yang ditampilkan, yaitu Sekar Kamulyan, Kesatriaan serta Rangrang. Ketiga motif batik yang memiliki pola unik tersebut ia pilih karena masih terkesan tradisional, namun tetap cocok dikreasikan menjadi busana modern.
Dalam nuansa biru, motif-motif itu diaplikasikan pada scarf, midi dress, blus serta rok yang didominasi warna putih serta potongan longgar. Meski terlihat sangat minimalis di bagian awal show, Suzuki dan Michelle menawarkan permainan potongan asimetris dan ruffle yang cukup menarik di tengah hingga akhir show, seperti kemeja berkantung besar di bagian depan dan dress A-line bertumpuk ruffle. Dinamis, namun tetap kasual.
Agar bisa diterima secara luas oleh orang Indonesia, termasuk para wanita pengguna hijab, Suzuki menghadirkan pula beberapa blus lengan panjang yang dipadukan dengan rok atau celana midi berpotongan longgar, serta hijab bermotif batik. Menurut Michelle, dalam konferensi pers yang digelar sebelum show, koleksi kolaborasi yang ditampilkan di hari kedua Jakarta Fashion Week 2016 itu akan dijual di Indonesia. “Koleksi Suzuki sangat luar biasa mahal di Jepang. Tapi karena ingin diterima masyarakat Indonesia, dia bikin khusus dengan harga yang lebih terjangkau. Sepertinya akan keluar tahun depan," ungkap Michelle.