Kemajuan industri busana muslim di indonesia tentu tak bisa lepas dari peran serta para pelakunya yang selalu aktif dalam menyuguhkan karya-karya terbaru yang penuh inovasi. Seperti yang ditampilkan pada acara Indonesia Fashion Forward 2, di Jakarta Fashion Week pada 24 Oktober 2015, dengan empat desainer muda yang karyanya sudah diakui di pasar lokal maupun internasional.
Ria Miranda mengusung tema “Legacy” dengan mengangkat budaya Minang lewat modest wear bersiluet modern. Didominasi teknik bordir dan payet Swarovski pada koleksinya dikombinasi dengan songket, satin, dan sutra menjadi terlihat sangat mewah.
Rumah mode ETU yang memiliki tema "The Rationalist" mengambil siluet boyish dan maskulin pada koleksi busana muslimnya. Seperti tampilan boxy dan oversize yang memiliki teknik origami dan asimetris pada detail busananya.
Berbeda dengan Brand IKYK rancangan Anandia Putri yang bertema "The Poetic Warriors" ini menggunakan sentuhan etnik seperti tenun dan teknik ikat yang diaplikasin pada busana muslimnya. Uniknya, material yang digunakan seperti linen, katun, dan polyster memiliki aksen warna yang natural dan ramah lingkungan.
Sedangkan Norma Hauri yang memiliki konsep "Visionary" memperlihatkan teknik potongan klasik yang dipresentasikan secara moderen lewat bahan jacquard, taffeta, lace, dan katun yang menggunakan warna mayoritas hitam, putih, dan metalik.