Duka Palu, Donggala, dan Lombok menjadi inspirasi desainer Anne Avantie di tahun ini. Pagelaran yang dihadirkan pada tanggal 23 Oktober 2018 di Fashion Tent, Jakarta Fashion Week 2019 ini, mengangkat tema "Badai Pasti Berlalu" di mana luapan emosi, inspirasi, dan imajinasi dituangkan ke dalam pagelaran busana dengan khasanah budaya Indonesia.
Melalui kain tenun, Anne Avantie menunjukkan kepedulian dan empati atas musibah bencana alam yang terjadi di bumi ibu pertiwi ini. Keindahan dari setiap guratan dan corak kain tenun yang diciptakan tanpa bantuan mesin, seolah membawa pencerahan serta harapan bahwa duka ini akan segera berlalu.
Sebanyak 50 karya ciptaan Anne Avantie melenggang di atas panggung. Bahkan, untuk memahami proses pengolahan kain tenun lombok, Anne Avantie terlibat secara langsung. Mulai dari memintal helai demi helai serat putih yang kemudian mejadi benang lusin, lalu disematkan dengan benang pakan secara melintang hingga terciptalah selembar kain tenun lombok dengan corak dan warna khas Wastra Nusantara.
Brokat, manik-manik, bordir, dan sulam, menjadi simbol harapan baru untuk kembali semangat dan menyambung masa depan meski sudah tecabik-cabik oleh duka. Melalui seni, Anne Avantie ingin bahwa kisah sedih ini kelak akan menjadi selembar kain tenun yang indah.
Yang istimewa, Ibu Susi Pudjiastuti, selaku Menteri Kelautan dan Perikanan, ikut tampil dalam pagelaran busana ini. Sepuluh buah kapal untuk para nelayan merupakan sumbangsih dari wujud kepedulian PT. Sido Muncul, dengan harapan nelayan dapat melaut kembali, begitu pula dengan industri tenun dan industri lainnya.
Selain itu, 5000 pasang sepatu dan sandal juga didonasikan PT. Bara Rejeki Mulia untuk nelayan Palu-Donggala. Peragaan busana Badai Pasti Berlalu membuktikan bahwa dunia mode tidak hanya sebagai simbol kemewahan harta semata, namun juga kemewahan hati yang dapat bersinergi untuk menjadi suatu harapan. (DEA/ZGY)