Jika Anda belajar atau bekerja di bidang fashion, mendapat ilmu baru langsung dari para pelaku industri fashion Indonesia pasti sangat berharga. Apalagi jika Anda juga bisa mendapat networking baru.
Tak heran jika para peserta
YCIFI Special Workshop for Fashion Business begitu antusias mengikuti workshop selama tiga hari bersama Jakarta Fashion Week, pertengahan Januari 2018.
YCIFI Special Workshop for Fashion Business adalah workshop yang diadakan oleh
Young Creator Indonesia Fashion Institute. Ia adalah program pengembangan kapasitas di
Institut Teknologi Bandung yang didukung penuh oleh
Korean Foundation for International Cultural Exchanget (KOFICE). Hasil program ini antara lain telah tampil di Jakarta Fashion Week 2018, menghadirkan koleksi para peserta, dan para mentor.
Sebanyak 22 peserta dari Jakarta, Bogor, Bandung, hingga Palembang mengikuti workshop ini. Mereka bertemu dengan para desainer Indonesia Fashion Forward dan tim di balik The Goods Dept. untuk berbagi ilmu dan memperluas networking, serta para fashion editor untuk menambah wawasan.
Di hari pertama, dari hotel para peserta mengunjungi butik dan workshop
Kami, anggota
Indonesia Fashion Forward Generasi ke-6 yang terkenal dengan modest wear berdaya pakai tinggi. Tiga desainer Kami yaitu
Istafiana Candarini,
Nadya Karina dan
Afina Candarini berbagi cerita tentang sejarah Kami, dan memberikan tip bagaimana menentukan DNA dari brand, dan trik pemasaran memulai brand baru.
Dari butik dan workshop Kami, para peserta menuju butik dan workshop
Novita Yunus, yang berada di area Kemang juga. Novita Yunus adalah desainer Indonesia Fashion Forward Generasi ke-2 dengan beberapa lini fashion, seperti Batik Chic dan Novita Yunus, yang mengeksplorasi keindahan wastra Nusantara. Tahun 2017 ia tampil di Amazon India Fashion Week di New Delhi.
Selain dijamu makan siang oleh tuan rumah, Novita Yunus mengajak peserta berkeliling butik dan workshop. Setelah itu Novita, yang menjadikan profesi desainer sebagai karier kedua, berbagi cerita di balik brand-nya, dan menambah wawasan peserta tentang menciptakan lini fashion yang berkelanjutan atau menerapkan konsep sustainable fashion. Tip mengikuti fashion show dan fashion trade internasional juga dibagi oleh Novita.
Hari pertama diakhiri dengan berkunjung ke
The Goods Dept. di Lippo Mall Kemang, sekaligus makan malam di The Goods Cafe. Para peserta beruntung bisa berdiskusi seputar bisnis ritel dengan
Cynthia Wirjono, Co-Founder The Goods Dept., yang mengajak buyer The Goods Dept. Networking peserta pun makin luas.
Hari kedua tak kalah padat, dan penuh ilmu bagi peserta. Mereka mengawali hari di butik dan workshop
Jeffry Tan di area Cipete. Jeffry, desainer Indonesia Fashion Forward Generasi Pertama dan Finalis Lomba Perancang Mode 2007, berbagi pengalaman memanfaatkan public relations untuk mengembangkan brand, sekaligus tip membedakan brand mereka dengan yang lain.
Kemudian para peserta mengunjungi butik dan workshop baru
Billy Tjong di area Senayan. Billy, desainer Indonesia Fashion Forward Generasi ke-3 dan Pemenang Favorit LPM 2005, memiliki beberapa lini fashion. Ia berbagi tip cara menyeimbangkan koleksi ready-to-wear dengan koleksi made-to-order. Tip berpartisipasi di fashion show dan fashion trade internasional juga diberikan Billy, yang tak henti menyelipkan canda di tengah penjelasannya.
Di hari terakhir, para peserta diajak berkunjung ke butik
Fashionlink x Blckvnue, proyek kolaboratif antara Jakarta Fashion Week dan Senayan City. Butik yang nyaman dengan desain hasil kerja sama dengan Fabelio ini menghadirkan koleksi terkurasi dari desainer Indonesia Fashion Forward, juga desainer terpilih lainnya.
Workshop tentang mempresentasikan bagaimana para desainer mempresentasikan brand mereka ini dimoderatori oleh Ai Syarif, Creative Advisor JFW.
Sesi pertama dibuka oleh
Vany Setia Kinasih, Visual Merchandising Expert dari Visual Merchandising Indonesia (VMID). Vany mempresentasikan "The Power of Visual Merchandising"; bagaimana ciri brand bisa terlihat dari interior butik, cara menginterpretasikan DNA brand ke dalam cara memajang pakaian, hingga detail butik yang tak kalah penting.
Di sesi kedua,
Ruben William, Editor-in-Chief Elle Indonesia, menampilkan tema "Right Styling in Every Forms of Visuals." Berbekal pengalaman sebagai fashion editor di majalah fashion high-end seperti di Dewi dan Elle, Ruben berbagi tip bagaimana desainer memilih media yang tepat dalam menampilkan koleksi mereka.
Sesi terakhir menghadirkan
Margaretha Untoro, Editor-in-Chief Dewi, dengan presentasi "Capturing The Eye and The Heart of Every Fashion Journalist." Dalam mempromosikan brand dan koleksi mereka, tentunya para desainer perlu menjalin hubungan baik dengan media. Margaretha memberikan beberapa tip, termasuk, "Attitude sebagai desainer juga harus diperhatikan."
Workshop selama tiga hari yang kaya ilmu ini ditutup dengan makan siang bersama di Ming by Tung Lok, Senayan City. Setelah itu, para peserta pulang ke Bandung atau tujuan lainnya.
Semoga apa yang mereka dapatkan di workshop ini semakin memperkaya kemampuan dan networking mereka sebagai desainer Tanah Air. Kami tunggu karya mereka berbicara di peta fashion Indonesia!