December 6, 2024
News
Sunday, 27 Oct 2024
DEWI Fashion Knights persembahan dari Majalah DEWI dan Jakarta Fashion Week selalu menjadi acara paling dinanti setiap tahunnya. Menampilkan nama-nama desainer terbaik hasil kurasi ketat dengan karya paling apik, mengisi sebuah show yang seakan merupakan sebuah pertunjukan seni tersendiri. Malam perayaan mode tertinggi pada dua malam terakhir Jakarta Fashion Week 2025 ini tidak luput dari semarak antusiasme para pemerhati dan pelaku kreatif industri fashion.
Tahun ini, dua malam DEWI Fashion Knights dibagi ke dalam dua tema besar, yaitu New Wave dan Indonesiana. Malam pertama dibuka dengan tiga jenama mode, yaitu Friederich Herman, Studio Jeje, dan Monica Ivena, yang mewakili kelompok New Wave atau jenama-jenama baru yang pertama kalinya hadir di panggung DEWI Fashion Knights.
Ketiga jenama yang terpilih menampilkan koleksi terbaik mereka sebagai momen debut di DEWI Fashion Knights, membawa narasi dan keunikan desain yang otentik. Mulai dari Friederich Herman yang mengelevasi konsep ready-to-wear dengan konsep naratif yang mendalam, Studio Jeje yang memamerkan betapa apiknya pemanfaatan aplikasi detail dan desain kontemporer, dan ditutup oleh Monica Ivena yang membawa gaun-gaun couture dengan desain megah memesona.
Baca juga: Paduan Hasil Jelajah Alam dan Budaya Indonesia dalam Koleksi ‘Serumpun’ dari VOTUM Heritage
Friederich Herman: Transformasi Cerita dan Cantik yang Mencekam
Koleksi terbaru dari jenama Friederich Herman yang ditampilkan dalam DEWI Fashion Knights mengangkat konsep pakaian ready-to-wear ke level luxury yang baru dengan kesegaran desain dan kedalaman cerita di baliknya. Koleksi ini terinspirasi dari film klasik karya sutradara Roman Polanski pada 1968 bertajuk Rosemary’s Baby. Film ini dikenal dengan plot cerita dan adegan yang mencekam serta sedikit menciptakan rasa tidak nyaman, a cult favorite yang memiliki banyak lapis simbolisasi sinematik dengan presentasi yang chic serta dapat dibilang fashionable.
Pengembangan desain yang dipilih oleh Friederich Herman mengapsulasi esensi kecantikan di hadapan kengerian, serta kemurnian di hadapan keburukan. Kekontrasan ini dihadirkan melalui pergerakan koleksi yang bermula dari warna-warna yang cenderung terang dan lembut seperti powder blue, kuning pucat, dan lilac menuju warna-warna yang lebih gelap dan sombre seperti hijau zamrud, navy, dan cokelat tua.
Gaya busana yang ditampilkan berat pada unsur desain dekade '60-an, berkesan klasik tapi dengan siluet yang bersih dan struktural. Permainan proporsi yang menarik seperti lengan balon yang exaggerated, penempatan kantung yang unik, cropped blazer, serta ruffles besar menjadi unsur statement. Koleksi ini diformulasikan dengan kain-kain lembut seperti sifon dan satin selain kain-kain yang berat seperti wol dan jacquard, lagi-lagi menonjolkan jukstaposisi karakter berlawanan Rosemary.
Meskipun mengambil inspirasi dari sepenggal bentuk seni lain, tapi koleksi ini berdiri sendiri; lebih dari sekadar homage terhadap sebuah film tapi sebagai entitas mandiri sebuah karya kreatif mewakili perjalanan transformatif seseorang dalam hidup. Menyentuh perasaan seperti rasa rentan diri, paranoia, rasa kehilangan, dan berbagai emosi mendalam yang tersulut.
Studio Jeje: Reimajinasi Kontemporer dari Tradisi Kembang Tujuh Rupa
Koleksi perdana Studio Jeje di panggung DEWI Fashion Knights mengangkat tema Kembang Tujuh Rupa - Perayaan Penuh Sukacita, terinspirasi dari tradisi proses penyucian menggunakan air bunga tujuh rupa dalam budaya Jawa. Pengaruh tradisi ini kemudian dicairkan dan diimajinasikan kembali oleh direktur kreatif dari Studio Jeje, Angelita Nurhadi, sesuai dengan arah dan gaya desain sang perancang.
Unsur bunga, sesuai dengan judul yang dipetik, banyak hadir mewarnai keseluruhan koleksi yang terdiri dari 20 busana. Gaya desainnya cenderung kontemporer, memadukan pakem desain couture yang ke-Indonesia-an dengan volume yang modern seperti siluet boxy dan garis-garis struktural. Setiap artikel busana menjadi pengukuhan keunikan desain Studio Jeje, memadukan aneka model outer mulai dari cropped jacket, kebaya panjang, hingga kimono dengan ragam dress manis yang memiliki kesan playful.
Foto: Koleksi dari jenama Studio Jeje
Pilihan kain mulai dari beludru hingga silk shantung hadir dalam ragam pilihan warna yang berani, vibrant, dan solid. Warna-warna seperti biru permen, shocking pink, ungu, hijau menyala, hingga kuning keemasan menghadirkan kontras yang menyegarkan pandang. Koleksi ini seperti mengomunikasikan makna pembaharuan dalam balutan anggun intrikasi karya mode, menyajikan perayaan kehidupan yang penuh warna dan aneka ragam.
Foto: Koleksi dari jenama Studio Jeje
Tentunya bukan Studio Jeje jika pakaiannya tidak ditaburi aneka pernak-pernik menarik. Embellishments mulai dari aplikasi bunga, butir-butir silver, paduan bordir dan manik-manik semua ditata dan disemat apik dalam motif yang mewakili tradisi Kembang Tujuh Rupa sesuai dengan inspirasinya. Bekerjasama dengan Direktur Kecantikan, Yosefina Yustiani, semua tampilan disempurnakan dengan ragam perhiasan kepala yang dirancang sesuai dengan warna desain Studio Jeje sekaligus menangkap esensi tradisi yang diangkat.
Baca juga: Kasual Sporty Hingga Mewah Menawan, Ragam Rancangan dari League, Tandamata, LACE by Artkea dan Sebastian red by Sebastian Gunawan
Monica Ivena: Ode Terindah untuk Sang Ibu
Jenama gaun couture, Monica Ivena, menjadikan koleksinya kali ini sebagai ode untuk sosok Ibunda yang selalu hadir di balik perjuangan seorang anak. Bagi desainer Monica Ivena sendiri, “Sosok Ibu adalah seseorang yang memiliki kekuatan luar biasa. Koleksi ini merayakan kekuatan dan menghargai segala bentuk perjuangan yang seorang ibu lakukan untuk mendukung keluarganya.”
Foto: Koleksi dari jenama Monica Ivena
Koleksi bernuansa taman bunga di senja hari ini ia beri bubuhan judul Nyonya. Koleksi ini merefleksikan titik keseimbangan yang diperjuangkan oleh seorang ibu antara berada di dunia kerja, menjadi seorang istri dan ibu di rumah, serta menjadi seorang wanita dan manusia yang utuh untuk dirinya sendiri. Dari situ Monica Ivena memadukan desain gaun yang elegan, dengan sedikit aura sendu, diformulasikan dalam nuansa desain tradisional Peranakan.
Gaun-gaun yang ditampilkan seolah menyihir dengan kecantikan yang hadir dari sebuah perjuangan panjang. Inspirasi kelopak-kelopak bunga mekar menjadi salah satu poin desain yang prominent sepanjang koleksi. Mulai dari aplikasi bunga-bunga bordir yang terasa hidup menjalari gaun, bentuk kelopak besar yang dibuat tegak di bagian belakang gaun, hingga kesungguhan menjadikan bagian atas gaun seolah bunga yang tengah mekar di bawah wajah model yang mengenakannya.
Foto: Koleksi dari jenama Monica Ivena
Sebagai desainer yang dikenal dengan craftsmanship dan ketelitiannya, Monica Ivena menaburi seluruh gaun-gaunnya dengan kilau berlian dan payet, ditambah dengan pilihan kain yang mengilap anggun. Warna yang dipilih seperti ungu, nude, dan pink mewakili keanggunan dan keindahan seorang wanita yang sesungguhnya.
Dapatkan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2025 di situs ini, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)
Foto: Dok.JFW
Baca juga:
Melangkah ke Masa Depan Bersama Pemenang LPA dan LPMM 2024
Koleksi Temma Prasetio dan Mayaratih Menenun Era Jaya Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia
Koleksi Penuh Karakter dalam Tema Club Nouveau Persembahan Fashionlink
Latest News