News

Dewi Luxe Market “Suara Bumi” Mempersembahkan Adrie Basuki, DIGO Designs, dan KALLArona

Wednesday, 23 Oct 2024

by JFW

Selaras dengan tema Jakarta Fashion Week 2025 Future Fusion: Tradition Meets Innovation, tema DEWI's Luxe Market tahun ini juga mengangkat tema yang dekat dengan tradisi Indonesia dan keselarasan alam. Di bawah tema besar Suara Bumi, DEWI's Luxe Market mempersembahkan sebuah rangkaian show bersama tiga jenama yang memiliki keunikan masing-masing, yaitu Adrie Basuki, DIGO Designs, dan KALLArona.

Jenama Adrie Basuki dan DIGO Designs dikenal sebagai jenama yang banyak mengkorporasikan seni tradisional Indonesia dalam desainnya, sementara jenama KALLArona secara konsisten mengangkat pesan sustainabilitas dalam setiap produknya.


Kejujuran Desain dan Rasa Percaya Diri Ala Adrie Basuki

Sebagai lulusan dan pemenang program Lomba Perancang Mode (LPM) 2021, desainer Adrie Basuki telah secara konsisten mengangkat wastra dan gaya desain Nusantara ke dalam koleksi-koleksinya. Ia juga menggunakan teknik daur ulang material, menerapkan prinsip sustainability sebaik mungkin.
 

Foto: Koleksi dari jenama Adrie Basuki


Koleksi kali ini berjudul Wana Puspa atau Hutan Bunga, mengangkat inspirasi dari kekayaan lanskap hutan dan flora Indonesia dengan siluet khas busana Indonesia. Aspek desainnya adalah interpretasi personal dari model baju bodo atau baju adat Makassar. Sebuah rangkaian desain yang ditujukan khusus untuk wanita Indonesia, penuh percaya diri dan aura hangat yang terpancar dari berdandan secara jujur. 

Aspek desain yang secara konsisten dibawa dalam keseluruhan koleksi, ada di hampir setiap
look adalah ruching atau serut. Teknik ini memberikan volume tambahan dan intrikasi desain yang lebih. Selain itu, detail aplikasi bunga timbul juga banyak hadir mempercantik.
 


Misi Besar Sustainabilitas bertemu Desain Eksperimental KALLArona

Jenama KALLArona yang didirikan dan dibina oleh Pindho Saraswati dan desainer Mayang Idbariza adalah sebuah jenama yang menjadikan misi sustainabilitas sebagai key message mereka. Pendekatan desain KALLArona pun terbilang tidak umum untuk jenama sustainable karena gayanya yang terbilang feminin, eksperimental, dan quirky. Bahasa desain KALLArona sangat jelas siapapun yang melihat sekilas pintas artikel busana mereka akan bisa mengenalinya.

Koleksi kali ini diberi judul BEYOND gauze ini kembali menegaskan gaya
signature KALLArona yaitu pakaian semi-tembus pandang, teknik pewarna celup natural dan detail ruching yang organik. Kata gauze sendiri berasal dari jenis kain yang digunakan untuk membuat koleksi yaitu cotton gauze atau bahan kasa katun tipis. Kain ini dipilih karena kemampuannya untuk dapat melerai dan melebur kembali ke alam sehingga membuatnya termasuk kain yang ramah lingkungan.
 

Foto: Koleksi dari jenama KALLArona


Dalam desain-desainnya kali ini, banyak digunakan bahan nude tipis tembus pandang menjadi dasar dari pakaian lalu gumpalan dan sulir kain gauze disemat pada kain tersebut menciptakan efek seolah seperti awan-awan yang menggantung. Tema tersurat yang dihadirkan adalah nuansa nautikal dengan warna-warna laut, alga atau rumput laut, dan aksesori whimsical kolaborasi dengan Sabin Collective dan Sol et Terre

Baca juga: Kehadiran Pop-up Shop DEWI’s Luxe Market di Jakarta Fashion Week 2025

Desain Romantis Ikonografi dari Rasa Kehilangan dan Kesetiaan DIGO Designs

DIGO Designs karya dari desainer Yonatan Digo Permadi mempersembahkan sebuah koleksi penuh rasa dan sentuhan personal berjudul Faithfulness. Inspirasi koleksi ini adalah rasa kehilangan dan rasa kesetiaan dan kesabaran mendalam yang ia rasakan ketika Hugi, anjing kesayangannya, sempat hilang selama beberapa hari. Luapan emosi ini diterjemahkan ke dalam koleksi yang menjadi ikonografi seorang wanita mengidamkan seorang pasangan hidup dengan kesetiaan dan kesabaran. 

Berdasarkan dengan
imagery ini, DIGO Designs menghadirkan desain-desain yang terinspirasi dari gaun-gaun pengantin elegan khas Indonesia, unsur manis kebaya, penggunaan bahan lace dari taplak meja antik yang dikurasi secara khusus dibeli langsung dari Pasar Beringharjo di Yogyakarta. Aura desain tradisional dibuat lebih kontemporer dengan detail bustier, veil renda, aneka korset klasik, detail kristik dan perhiasan emas. Ada kesan gaya poskolonial pada keseluruhan presentasi ini. 

Foto: Koleksi dari jenama DIGO Designs
 

Pemilihan warna dalam koleksi ini juga sangat dewasa dan penuh pertimbangan. Warna krem dan putih lembut alami didapatkan dari warna vintage lace, sentuhan merah marun yang menyala dan memberi kesan elegan, serta untuk pertama kalinya DIGO Designs bereksperimen dengan kain batik dalam desain mereka. 

Sebuah koleksi fenomenal yang menghanyutkan para penonton, menunjukkan dalamnya emosi dan rasa yang ia tuangkan dalam sebuah koleksi yang mengalir penuh perhatian. Suasana yang sendu namun penuh harap dan keanggunan khas Indonesia yang tiada tara.