News

BIASA Rayakan Tiga Dekade Eksistensi dengan Koleksi Eksklusif 'Rhapsody'

Monday, 28 Oct 2024

by JFW

Selama tiga dekade terakhir, BIASA telah menjadi simbol estetika fashion yang berkelas dan filosofis, menghubungkan warisan lokal Indonesia dengan nuansa minimalis khas Italia. Didirikan oleh Susanna Perini pada tahun 1994 di Bali, jenama ini mengusung filosofi extraordinary simplicity serta penerapan slow fashion, membangun pengaruh yang kuat di industri mode lokal dan internasional melalui kombinasi gaya yang autentik dan dedikasi terhadap kerajinan tangan.
 
Di Jakarta Fashion Week 2025, BIASA mempersembahkan koleksi eksklusif Rhapsody sebagai puncak perayaan usia ke-30. Dengan konsep yang mengalir bebas tapi terintegrasi, Rhapsody dapat dengan tepat mengekspresikan semangat BIASA dan visi dari Susanna Perini. Rhapsody terdiri dari tiga cerita yang saling terhubung, yaitu Harmoni, Alam, dan Sangha (komunitas). Setiap cerita mengangkat sisi berbeda dari BIASA melalui permainan siluet, warna, dan tekstur yang kontras tapi kohesif, menciptakan pengalaman yang menggugah imajinasi.
 
Susanna Perini, yang juga merupakan Creative Director BIASA, mengatakan, “Kematangan dalam koleksi ini terasa effortless; sederhana secara konseptual dengan tambahan kerajinan tangan yang rumit, kain yang ringan, dan karakter artisanal yang benar-benar mewakili BIASA. Saya sangat senang melihat rencana kami terwujud saat kami mempersembahkan Rhapsody di Jakarta Fashion Week 2025.”
 
Harmoni: Terinspirasi Harmonisnya Motif Saput Poleng
Konsep rancangan untuk cerita ini terinspirasi dari motif sakral Saput Poleng dari Bali, yang melambangkan dualitas terang dan gelap, suka dan duka. Filosofi dualisme ini disalurkan melalui potongan yang menggabungkan nuansa hitam dan putih dalam harmoni kontras.
 
Foto: Cerita Harmoni bernuansa hitam-putih

Pada koleksi ini, audiens dapat melihat beragam hasil karya kerajinan buatan tangan yang rumit dan detail tersemat di busana, berupa bordir, appliqué, dan macramé, yang dijahit dengan tangan. Penggunaan materi berupa katun organdi, linen, dan sifon membuat busana-busana ini memancarkan kesan romantis dan karakter edgy secara harmonis. Pada beberapa look, penambahan rok dalam yang berlapis meningkatkan kemewahan busana resort secara instan, membuatnya dapat dikenakan sebagai eveningwear.
 
Alam: Wujud Penghargaan terhadap Keindahan Alam
BIASA  mengajak audiens masuk ke alam yang kaya akan simbolisme dan keselarasan. Warna indigo dipilih karena merupakan salah satu pewarna alami yang berasal dari tumbuhan tarum khas Indonesia. Penggunaan bahan-bahan alami seperti katun, linen, dan sutra ikut mewakili komitmen BIASA terhadap praktik ramah lingkungan dan keberlanjutan.
Foto: Cerita Alam dengan penggunaan warna dan materi kain alami

Warna indigo, baik yang lebih terang maupun gelap, tampak pada busana-busana bersiluet oversized yang nyaman dan mengalir bebas saat dikenakan. Banyak dipadukan dengan warna putih, indigo terlihat menonjol, baik sebagai warna motif maupun warna dasar kain. Untuk menguatkan unsur alam, dipilih aksesori berupa gelang kayu besar, kalung rantai, sandal nelayan yang juga berwarna indigo, serta bucket bag yang bermaterikan denim dan kulit tembakau.
 
Sangha: Hangatnya Kebersamaan dalam Komunitas
Kata sangha diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti komunitas. BIASA menggunakan kata ini untuk  merefleksikan keindahan komunitas penggemar BIASA yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama, yaitu kesadaran, pengertian, penerimaan, cinta, dan harmoni. Kehangatan yang tercipta dalam sebuah komunitas dicermikan dalam warna-warna yang juga hangat, seperti merah India, marigold, tangerine, tango, cokelat (tanah), dan sabia (pasir). Pilihan warna-warna Bumi ini memberikan kesan yang bersahaja tapi memikat.
Foto: Sangha yang membawa warna-warna hangat dari Bumi
 
Untuk cerita Sangha, busana-busana berpotongan oversized seperti kaftan, kemeja, outer, dipasangkan dengan celana berpipa lebar yang memberikan kebebasan bergerak tanpa batas. Begitu pula dengan gaun-gaun dengan volume dan rok dalam yang dramatis. Aksesori berukuran jumbo, berupa topi bertepi sangat lebar, kalung rantai dan geometris, bangles, dan tambahan kain yang menyapu lantai seperti membuat statement. Sangha menciptakan perasaan hangat secara kolektif, mengajak audiens untuk menjadi bagian dari komunitas BIASA yang memeluk cinta dan harmoni.
 
Koleksi Rhapsody akan tersedia mulai Februari hingga Maret 2025 di butik BIASA di Jakarta dan Bali serta melalui platform online, mengundang setiap pencinta fashion untuk merasakan pengalaman BIASA yang mengalir dalam tiga dekade.
 
Foto: Susanna Perini bersama muse dan para model

Dapatkan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2025 di situs ini, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: InstagramFacebookTikTokTwitter, dan Pinterest(JFW)

Foto: Dok.JFW

Baca juga: 

Susunan Puing dalam Kesatuan Instalasi Mode TOTON SS 2025
Penekanan Personal Style dalam Koleksi Kienka, nueta, dan THENBLANK
Ekspresi Kecantikan Tanpa Batas Persembahan Buttonscarves Beauty Bersama Nada Puspita dan Benang Jarum