Sebagai barometer tren mode Indonesia, Jakarta Fashion Week selalu hadir tiap tahunnya membawa inovasi desain dan inspirasi untuk para pemerhati serta pelaku industri fashion Indonesia. Sebagai industri yang fluktuatif dan didominasi siklus tren, sistem research tren analisis digunakan untuk membaca kecenderungan tren ke depan baik bagi para konsumer dan produsen.
Dalam membaca tren-tren mode yang silih berganti, diperlukan pengetahuan dan antusiasme akan pergerakan industri fashion baik lokal maupun global. Jakarta Fashion Week 2024 menggandeng salah satu sosok influencer serta ikon fashion generasi muda, Dinda Yasmin, untuk turut membaca dan membedah tren mode di Jakarta Fashion Week 2024 kemarin.
(Sumber: Instagram @_dindayasmin)
Sebagai seorang
influencer yang banyak melabuhkan ketertarikan pada dunia mode,
Dinda Yasmin memiliki
personal style yang terbilang
timeless, elegan, dalam sofistikasi yang mencerminkan pengetahuan ekstensif serta pendekatan yang relatif
sustainable. Memahami betul kultur konsumerisme yang menggerakkan industri ini, Dinda menekankan kecenderungan untuk lebih suka membangun seleksi pakaian
staple yang tahan lama serta
versatile sehingga memiliki masa hidup yang lebih panjang. Perwujudan terdekat dari gerakan
responsible fashion yang ia berusaha pegang.
Membaca tren mode 2024 bersama Dinda Yasmin, yang hari itu mengenakan setelan
blazer coklat,
bucket bag senada dan seleksi aksesori sederhana namun klasik berwarna emas, ia turut mempertimbangkan prinsip-prinsip pribadinya dalam berpakaian ke dalam hasil analisis yang tersusun. Setelah banyak pertimbangan, satu gelas kopi, dan obrolan-obrolan selingan, kami sampai pada tujuh poin tren dari Jakarta Fashion Week 2024 yang patut diperhatikan untuk tahun mendatang.
Titik Berat pada Wearability
Kata kunci pertama yang tersebut ketika kilas balik pada
show-show Jakarta Fashion Week 2024 adalah
wearability atau daya pakai. Banyak
item pakaian dari Jakarta Fashion Week 2024 yang didesain dengan penuh konsiderasi akan daya pakai dan kemungkinan padu padan yang luas. Jenis-jenis pakaian
basic namun dengan sentuhan desain yang unik ditujukan untuk ragam acara sesuai dengan
styling masing-masing.
Sebut saja jenama-jenama
womenswear berkualitas tinggi yang cocok untuk sehari-hari seperti Masshiro, Shop At Velvet, IKYK, Callie Cotton, dan masih banyak lagi. Mulai dari pilihan kemeja
staple hingga
vest atau
semi-scarf cocok untuk
mix and match. Sangat
versatile sehingga memiliki daya pakai yang tinggi dan tidak sensitif terhadap pergantian tren.
(Rancangan dari Shop At Velvet, IKYK x Artkea Stripes, dan Masshiro)
Pertimbangan masa pakai menjadi salah satu poin penting yang dipercayai dapat menjadi langkah pertama untuk perlahan keluar dari siklus mengekang
fast fashion. Jika usia tiap garmen yang kita miliki dapat bertahan lebih lama dalam rotasi pakaian sehari-hari, diharapkan secara kolektif dapat sedikit banyak menekan jumlah limbah pakaian dan produksi berlebih di waktu mendatang.
Kombinasi Kain dan Unsur Tembus Pandang
Kombinasi tekstur, kain, dan unsur tembus pandang juga menjadi permainan andalan banyak desainer di musim ini. Dari jenama kasual seperti Aesthteic Pleasure hingga jenama
couture Stellarissa, banyak menghadirkan jukstaposisi kain antara yang struktural dengan yang jatuh atau yang solid dan
bold dengan yang transparan dan lembut.
(Koleksi dari Aesthetic Pleasure, 3mongkis, dan Stellarissa)
Kain tembus pandang dapat menjadi pilihan eksploratif dalam membangun sebuah
outfit yang menarik. Dinda sendiri sebagai
fashion icon yang banyak mengarahkan referensinya kepada desainer dan jenama
womenswear klasik seperti Phoebe Philo, The Row, Lemaire dan sekelasnya tidak asing lagi dengan permainan
layering dalam berpakaian.
Baca juga: Philips Bersama IKYK, 3mongkis, dan Cottonink x Massicot, Membuka Level Baru dalam Pakaian Kasual
Garmen Tailor untuk Sehari-hari
Jika berbicara garmen
tailor memang masih kerap disandingkan dengan nuansa formal atau bahkan cenderung maskulin. Akan tetapi, kultur
power dressing bagi perempuan telah secara konsisten terus melambung kepopulerannya sampai hari ini sejak setelan jas perempuan ciptaan
fashion house Prancis Chanel di tahun 1920an.
(Koleksi dari Aesthetic Pleasure dan Sabamodest)
Semakin dipopulerkan penggunaannya oleh deretan
famed fashion icons dari masa ke masa seperti Jackie Onassis, Bianca Jagger, Chloë Sevigny hingga Zendaya Coleman. Di Indonesia, dapat dibilang Dinda Yasmin termasuk dari
fashion influencer yang acap kali tampil dengan setelan jas.
Neat, smart, and sleek, Dinda mengekspresikan kegembiraannya ketika menemui sejumlah garmen
tailored di Jakarta Fashion Week 2024.
Penggunaan Warna Putih
Warna yang cukup mencolok banyak dikenakan pada Jakarta Fashion Week 2024 adalah warna putih yang merefleksikan keringanan dan kenyamanan dalam berpakaian.
“Mungkin kembali lagi ke poin
wearablility, warna putih sekarang banyak dipakai dan menurut aku itu pilihan warna yang
proper untuk sehari-hari karena sangat ringan dan adem. Ketika melihat baju warna putih di
runway, orang akan langsung terpikirkan bagaimana cara mereka bisa
incorporate itu untuk baju sehari-hari mereka,” tutur Dinda menerangkan kenapa warna putih menjadi warna pilihannya musim ini.
(Koleksi dari Masshiro&Co., Shop At Velvet, dan Tanah le Saé
Memadukan Mode dan Aktivisme
Beralih dari tren berpakaian yang tergolong pada
style, Dinda juga terkesan dengan keputusan sejumlah jenama lokal yang kian giat memadukan hasil karya mereka dengan misi-misi aktivisme untuk kepentingan yang lebih besar. Aktivisme adalah salah satu cara yang kerap digunakan oleh jenama mode untuk membangun
engagement dan
relatability dengan konsumer mereka.
Pada level tertentu, aktivisme dengan motivasi yang termonetisasi cenderung dapat dilihat sebagai langkah superfisial atau performatif. Akan tetapi, dengan konsistensi antara prinsip dan praktek, bentuk aktivisme pada jenama mode justru dapat mengembangkan kekuatan dan keunikan serta menjadi inspirasi untuk lebih banyak jenama mode ke depannya untuk beroperasi dengan cara yang lebih
sustainable dan beretika.
Sebut saja jenama Sejauh Mata Memandang yang terkenal dengan aktivasi
sustainable brand-nya. Pesan dan misi yang mereka bawakan bersama dengan tiap koleksi pakaian mereka selalu menjadi terjemahan dari apa yang mereka cita-citakan untuk keberlangsungan industri mode Indonesia ke depannya.
Tahun ini, Sejauh Mata Memandang membawa
campaign #MenolakPunah yang fokus pada kelestarian alam dan hubungannya langsung dengan kehidupan kita sebagai manusia. Sejauh Mata Memandang berhasil menghadirkan bentuk aktivisme organik yang dapat diapresiasi oleh kalangan luas.
Baca juga: Fashion Force Award 2023: Merayakan Eksplorasi Gaya dan Inovasi di Dunia Mode
Memberi Fokus Lebih pada Produksi Musik Pengiring
Komponen terakhir dari analisis tren ini adalah penggunaan musik pada rangkaian
fashion show. Musik latar yang mengiringi sebuah koleksi ketika dieksekusi dengan benar dapat memberikan kesan yang lebih mendalam, melengkapi keseluruhan cerita dari koleksi, dan terpenting, menghadirkan
experience yang lebih bagi para penonton di tempat.
Pemilihan musik dan
arrangement menjadi salah satu aspek yang mengesankan bagi Dinda. Menurutnya utilisasi suara adalah bagian integral dari sebuah
show sehingga penggunaan unsur musik yang tepat menjadi penyempurna bagi sebuah koleksi mode.
“Ini adalah sesuatu yang aku sadari sekarang, kalau aransemen musik di acara
fashion itu makin ke sini semakin bagus dan ternyata itu berpengaruh banget ke
mood kita sebagai yang menonton,” simpul Dinda yang juga memiliki ketertarikan terhadap musik di samping
fashion dan
culture.
Tentang tren analisis, arah pergerakan
, dan fenomena-fenomena menarik seputar industri mode Indonesia maupun global, perbincangan dalam rentang dua jam dengan Dinda Yasmin banyak membuka
insight dan opini mendalam terutama dari sudut pandang seseorang yang aktif terlibat di dalamnya.
Dalam berkarya dan menyampaikan karya, Dinda berharap industri mode Indonesia bisa terus berkembang secara penuh dan sirkular melibatkan lebih banyak lagi
multi-disciplinary aspects agar terus dapat menghadirkan lebih banyak kolaborasi dan kreasi menarik di masa yang akan datang. Di 2024 dan seterusnya.
Ikuti terus info terkini seputar pagelaran Jakarta Fashion Week 2024
di situs ini dan
JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini:
Instagram,
Facebook,
TikTok,
X, dan
Pinterest. (JFW)
Baca Juga:Mendobrak Batasan dalam Berekspresi bersama Dewi’s Luxe MarketDewi Fashion Knights: Puncak Perayaan Seni Persembahan MAHIJA dan Hian TjenDewi’s Luxe Market: Hadirkan Busana Santai untuk Liburan Rancangan NAGITASLAVINA, Cover Me Not, dan Fuguku
(Foto: Dok. Jakarta Fashion Week)