Lomba Perancang Mode (LPM) 2023 telah sampai di babak final. Setelah melalui proses seleksi karya masuk yang ketat, diikuti pemilihan 20 semifinalis, hingga menjadi 10 finalis, para finalis LPM 2023 menampilkan karyanya di gelaran Jakarta Fashion Week 2024 untuk menentukan sang pemenang.
Runway Finalis
Pada titik final ini, para finalis diminta juri mewujudkan lima
looks dari sketsa rancangan mereka. Dewan juri LPM 2023 terdiri dari Sebastian Gunawan (Desainer Senior), Hian Tjen (Alumnus LPM 2007), Lisa Malonda (
Founder Atlas Education dan Representatif Istituto Marangoni untuk Indonesia), Zoey Rasjid (
Head of Marketing Communications Asia Pacific Rayon), dan Aldi Indrajaya (
Managing Editor dan
Fashion Director Dewi).
Realisasi dari rancangan kemudian dipresentasikan di
runway JFW 2024. Representasi rancangan di
runway dapat menjadi gambaran karya peserta tersebut terlihat di mata publik—yang akan menjadi pasar mereka ke depannya.
Dari
runway, dewan juri menilai eksekusi teknis dan kaitannya dengan tema utama LPM tahun ini,
Authenticity. Para peserta ditantang untuk menggali lebih jauh tafsiran gaya yang orisinil dan merancang pakaian yang mencerminkan orisinalitas diri mereka.
Kehadiran finalis LPM 2023 di panggung JFW 2024 layaknya desainer profesional yang telah mapan karena mereka menampilkan pula jenama mode pribadi.
Nurfathiyah Mualifah Qalbi (Thiya)
Show diawali dengan koleksi penuh warna dari Nurfathiyah Mualifah Qalbi dengan jenamanha Thiya, berjudul
In My Blooming Era.
Nurul Septidina (SEANOTSEA)
Koleksi berjudul
From The Past ini terinspirasi style tahun 90-an dan tambahan kesan
unfinished.
Lutfiana Rusda (Project Lulu)
Penggunaan bahan denim dengan teknik
denim washing process menonjol pada koleksi
Jati Diri ini, menimbulkan warna dan motif baru berupa campuran hitam, abu, dan putih.
Baca Juga: 3 Tips Penting Membangun Brand Fashion yang Sustainable dari Para Juri Lomba Perancang Mode
Ni Nyoman Pande Ayu Trina (Ayu Trina)
Lautan biru, motif salur pada badan Paus, gelombang laut, cahaya emas peri, dan langit dalam bentuk koleksi berjudul
Paus Pemimpi.
Siska Ambarwati (Leks by Siska Ambarwati)
Penggunaan bahan denim,
leather, dan lurik untuk menggambarkan tarian dari Trenggalek, Jawa Timur,
Turonggo Yakso, menjadi inspirasi koleksi berjudul sama yaitu Turonggo Yakso.
Khanti Kamdem Mabele (Kamdem)
Selanjutnya, Khanti mengenalkan tradisi dan keunikan leluluhurnya yang berasal dari salah satu suku di Kamerun, Afrika, pada koleksi berjudul
Bamileke’s.
Faith Kendra (Foi)
Lingkaran halo dianggap sebagai metafora lingkaran kehidupan dan menjadi siluet pada koleksi berjudul
Conceal, Don’t Feel ini.
Eric Joe (Eric Joe)
Koleksi berjudul
Everything All at Once ini terinspirasi dari keindahan kota Singkawang dan tradisi Tionghoa di Indonesia.
Caroline Devina (Caroline Devina)
Koleksi berjudul
Why Am I Still Feel Lonely? ini mewakili rasa kesepian yang dilambangkan dengan warna hitam dan putih serta detail unik berupa tali dan cetakan tangan.
Fellyza Sanzaya (BYFELLYZASANZAYA)
Terakhir, melihat sapuan kuas pada seni melukis di dinding pada koleksi bertajuk
A Dialogue of Art ini menjadi inspirasi Fellyza melalui detail bunga Melati. Bunga ini diusung sebagai simbol ketenangan dan energi positif.
Baca Juga: In Retrospect: Perjalanan Mengasuh Talenta Muda dalam Lomba Perancang Mode
Karya untuk APR
Belum selesai sampai di situ! Penampilan kedua karya finalis adalah menghadirkan salah satu
look dari masing-masing rancangan mereka tadi menggunakan material
viscose-rayon khusus disuplai oleh Asia Pacific Rayon (APR) untuk LPM 2023. Para finalis yang dinilai sukses mengolah
viscose rayon menjadi busana sesuai konsep koleksinya masing-masing akan diberi penghargaan APR Awards.
APR Awards, menurut Zoey Risjad, adalah penghargaan spesial karena diumumkan pada akhir penjurian 10 finalis dan finalis tidak mengetahui adanya tugas tersebut sebelumnya. Meski seperti “tugas mendadak”, Zoey sangat terkesan karena para finalis berhasil mewujudkan karya mereka memakai
viscose-rayon.Baca Juga: Dukungan Kreativitas Berkelanjutan Asia Pacific Rayon dalam Lomba Perancang Mode 2023
Persembahan Para Alumnus Pemenang LPM
Pada kesempatan yang sama, dua alumni LPM, Ansy Savitry (Pemenang I LPM 2017) dan Frederika Cynthia Dewi (Pemenang I LPM 2019) turut menampilkan koleksi terbarunya untuk
runway LPM 2023 di JFW 2024.
Ansy Savitri menghadirkan lima
looks pada koleksi terbarunya berjudul
Scorpio Moon yang dibuat khusus untuk panggung LPM 2023 di JFW 2024. Koleksi yang bermakna mengulik kegelapan untuk mencari cahaya ini menggunakan banyak kain olah ulang milik Ansy sebagai kesadaran pada mode yang berkelanjutan.
Frederika, melalui jenamanya, FREDERIKA, menampilkan enam looks bertajuk
Wall Flower: Resort 2024. Bunga pansy yang banyak tumbuh di alam liar Eropa menjadi inspirasi Frederika menciptakan motif-motif cetak pada koleksi ini.
Inilah Sang Pemenang
Setelah peragaan karya finalis di awal
show tadi, tugas dewan juri belum selesai. Mereka berdiskusi kembali untuk menentukan pemenang LPM.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, dari mulai seleksi sketsa dari 351 sketsa rancangan yang masuk, menentukan 100 koleksi terbaik, lalu dipersempit menjadi 20 semifinalis, kemudia 10 finalis, dan penilaian representasi busana di
runway, para juri memutuskan:
Pemenang APR Awards Lomba Perancang Mode 2023
Nurfathiyah Mualifah Qalbi - In My Blooming Era
Pemenang III Lomba Perancang Mode 2023
Ni Nyoman Pande Ayu Trina – Paus Pemimpi
Pemenang II Lomba Perancang Mode 2023
Caroline Devina - Why Am I Still Feel Lonely?
Pemenang I Lomba Perancang Mode 2023
Lutfiana Rusda – Jati Diri
Pemenang I LPM 2023 mendapat hadiah kursus gratis di Istituto Marangoni, sedangkan pemenang lainnya mendapat hadiah uang tunai senilai jutaan rupiah. Selamat kepada para pemenang dan sampai jumpa di Lomba Perancang Mode berikutnya!
Dapatkan informasi mengenai jadwal setiap peragaan busana serta berita terkini mengenai Jakarta Fashion Week 2024 di situs ini, JFW.TV, serta media sosial resmi JFW, yaitu Instagram, Facebook, TikTok, X, dan Pinterest. (JFW)