December 6, 2024
News
Tuesday, 24 Oct 2023
Pada hari pertama Jakarta Fashion Week yang digelar tanggal 23 Oktober 2023, show pertama Dewi’s Luxe Market menghadirkan tiga jenama Indonesia yang memiliki garis desain dan karakteristik unik dalam lingkup elevated ready to wear. Mereka adalah Tanah le Saé, Lanivatti, dan Bluesville. Mengambil tema "Boundless Style", Dewi Luxe Market mengajak para desainer dari masing-masing brand untuk menampilkan busana ready to wear dalam konsep ‘gaya tanpa batas’.
Sejak tahun 2019, Tanah le Saé yang digawangi oleh sepasang sahabat, Denniel Richard dan Dika Sudrajat dikenal sebagai genderless fashion items yang menawarkan ideologi desain sustainable dan resourceful. Kedua desainer ini pun banyak menghidupkan kembali kain-kain deadstock dan detail busana bervolume sebagai ciri khasnya.
Pada Jakarta Fashion Week 2024, Tanah le Saé bererita tentang kisah hidup, perjuangan, cinta beserta seluruh asam dan garam Oma Anne. Ia adalah nenek dari sang desainer, Denniel Richard. Terinspirasi dari perjalanan hidup sosok Oma Anne, hadirlah koleksi dengan judul "Ann:Melancholy". Sederet busana yang hadir malam itu banyak menawarkan siluet dan detail era tahun 50-an.
Bagi Denniel dan Dika, tema kali ini tidak lepas dari proses belajar dan pendewasaan bagi Tanah le Saé. Mereka semakin percaya diri yang tampak jelas pada signature detailing ala Tanah le Saé.
Kombinasi warna khaki, biru kelabu, clean white, army green berpadu manis dengan detail chrocet pada beberapa area busana. Permainan kancing deret hingga siluet kebaya khas Oma Anne, tampak menginspirasi deretan kemeja dan blus kala itu. Agar lebih modern, Tanah le Saé mengedepankan penggunaan garis structured, padding di area bahu, oversized jacket, hingga outerwear yang didominasi oleh permainan tekstur.
Filosofi ‘biophilia’ yang berasal dari Bahasa Yunani memiliki arti ‘kecintaan terhadap hidup atau satuan yang hidup’. Hal ini menjadi inspirasi jenama Bluesville dalam koleksi menswear terbaru mereka bertajuk ‘Biophilic Tapestry’.
Menurut sang desainer, koleksi ini ditujukan sebagai bentuk eksplorasi artistik akan hubungan dasar manusia dengan berbagai makhluk hidup di sekitarnya seperti alam dan makhluk hidup lain disekitarnya. Namun, meski berangkat dari sebuah konsep filosofis yang abstrak, Bluesville berhasil menenun makna ini ke dalam bentuk lembaran kain yang bercerita selayaknya selembar tapestri.
Sebut saja perpaduan kain daur ulang dengan teknik patchwork sebagai dekorasi celana panjang, kemeja dengan guratan-guratan motif yang membentuk lukisan pegunungan, outerwear dengan detail kantong besar, hingga busana yang menggabungkan material kain polos dan kain motif tenun.
(Detail koleksi dari Bluesville)
Agar nyaman dan dapat digunakan atau dipadupadankan dengan berbagai busana yang dimiliki, Bluesville pun menggunakan berbagai kain yang sustainable lengkap dengan warna-warna earth-tone dengan siluet busana yang banyak memberikan ruang gerak.
(Pemilik dari jenama Bluesville, Direz)
Fotografer ternama, Nicoline Patricia Malina, meluncurkan koleksi perdana di bawah jenama Lanivatti. Koleksi pertama berjudul ‘Voyagerie’ ini mengambil cerita dan spirit besar Nicoline untuk travelling. Lanivatti sendiri dibangun berdasarkan atas kecintaan Nicoline terhadap industri fashion. Setelah selama ini berada di balik kamera, ia pun ingin menampilkan sisi terbaik seorang perempuan.
Latest News