Pandemi COVID-19 telah berpengaruh ke berbagai sektor kehidupan. Dampak paling signifikan terasa dalam bidang kesehatan dan ekonomi. Namun, yang paling sering luput dari perhatian adalah dampak psikologisnya. Pandemi dapat memicu rasa kesepian dan isolasi pada sebagian besar manusia.
Hal tersebut yang dirasakan oleh Caroline Devina. Tiga tahun berlalu sejak COVID-19 menjadi pandemi dan aktivitas manusia perlahan mulai pulih, Caroline masih merasakan kesepian dari situasi tersebut. Melalui perasaan yang tergugah oleh kesepian, Caroline menggambarkan pengalaman pribadinya pada desain berjudul “Why Am I Feel Lonely?”, yang justru mengantarkannya sebagai Pemenang II Lomba Perancang Mode (LPM) 2023.
Keluar dari Zona Nyaman
Ketika desainer dan alumnus LPM 2007, Hian Tjen, mengumumkan Caroline Devina sebagai Pemenang II LPM 2023 di runway Jakarta Fashion Week (JFW) 2024, tanggal 24 Oktober 2023 lalu, Caroline yang berada di backstage sempat tidak yakin namanyalah yang dipanggil.
(Caroline Devina bersama para model yang memeragakan koleksinya)
“Mungkin karena kaget dan tidak menyangka, agak bingung juga karena suaranya kurang terdengar jelas dari
backstage. Setelah diminta ke depan panggung, baru percaya dan senang banget bisa menang,” sebut Caroline.
Jadi pemenang memang bukan target utama Caroline ketika memutuskan untuk mengikuti LPM 2023. Namun, dirinya tidak ingin berhenti sampai mengirimkan sketsa saja, melainkan ingin bisa ke semifinal dan final.
“Tidak menargetkan untuk ‘harus menang!’, tapi saya selalu mengerjakan dan berusaha semaksimal mungkin. Apapun hasilnya, pasti yang terbaik buat saya. Puji Tuhan, saya diberi kesempatan menang,” tambah Caroline.
Motivasi utama Caroline mengikuti LPM 2023 ini pun karena ingin keluar dari zona nyamannya.
“Saat itu, saya merasa sedang berada 'di situ-situ' saja. Jadi, mau mencoba tantangan baru supaya bisa mengukur dan mengembangkan
skills sendiri,” kata mahasiswi tahun kedua jurusan
Fashion Design Advance Diploma di Raffles Design Institute Jakarta ini.
Baca Juga: 44 Tahun Lomba Perancang Mode, Terus Memperkaya Industri Fashion Indonesia
Koleksi Emosi yang Rumit
Perkenalan Caroline pada
fashion adalah setelah dia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler semasa SMA dulu. Setelah memberanikan diri kuliah di jurusan
Fashion Design, Caroline semakin tertarik pada dunia mode karena merasa
fashion jadi tempatnya untuk mengekspresikan diri.
“Saya melihat
fashion sebagai sebuah kanvas untuk menggoreskan pengalaman dan perasaan pribadi, “ sebut perempuan kelahiran 22 September 2005 ini.
Dari pengalaman pribadi tersebut, Caroline menciptakan desain mode dengan tema
“Authenticity” untuk LPM 2023 yang berjudul
“Why Am I Still Lonely?”. Desain tersebut terinspirasi pengalamannya menghadapi COVID-19.
(Koleksi
"Why Am I Feel Lonely" dari Caroline Devina di panggung JFW 2024)
Ketika pandemi masuk ke Indonesia, Caroline harus bersekolah secara daring dan tidak bisa ke luar rumah serta bermain dengan teman-teman sekolahnya. Bahkan, kelulusan SMU pun dilakukan secara daring. Oleh karena itu, putri dari Tan Arwin dan Martha Moeliana ini tidak mendapat pengalaman seperti murid SMU sebelum pandemi.
Caroline pun merasa kehilangan teman-teman SMU-nya yang menempuh kuliah di tempat berbeda-beda. Dia sendiri pindah dari Bandung ke Jakarta tanpa orang tuanya untuk kuliah di Raffles Design Institute Jakarta. Pengalaman-pengalaman tersebut malah menimbulkan rasa kesepian untuknya. Meskipun lama-kelamaan Caroline dapat membiasakan diri dengan kesendiriannya, tapi rasa sepi itu masih ada hingga kini.
“Saya merasa terjebak dan dihantui perasaan kesepian. Bahkan, saat sedang bersama orang lain, rasa itu tidak hilang. Saya kemudian selalu bertanya pada diri sendiri,
‘Why am I still feeling lonely?’,” jelas anak kedua dari dua bersaudara ini.
Ketika hendak mengikuti LPM 2023, Caroline melihat tema
“Authenticity” dan mengartikannya sebagai sesuatu yang orisinal sebagai bagian dari diri sendiri dan bersifat personal. Caroline pun teringat perasaan kesepian yang membingungkannya. Rasa sepi ini akhirnya dia terjemahkan menjadi sebuah koleksi untuk LPM 2023.
“Koleksi ini adalah penghargaan terhadap emosi saya yang rumit. Dengan koleksi ini, saya mau mengajak orang-orang untuk melihat dan ikut merayakan perjalanan yang telah membentuk saya saat ini. Juga, mengajak mereka untuk menerima diri mereka apa adanya,” kata Caroline memaknai koleksinya.
Emosi dan rasa kesepian tadi dituangkan Caroline pada beberapa detail. Tali-tali yang menggantung dan terikat menggambarkan rasa terkurung dan terjebak. Busana dengan aplikasi kain berbentuk tangan, merepresentasi perasaan ditarik oleh kesepian. Sedangkan
veil yang menutupi wajah menjadi simbol efek dari kesepian, yaitu menjadi orang tertutup. Caroline menggunakan warna hitam dan putih pada koleksinya ini untuk menyimbolkan kekosongan diri, disamping untuk menciptakan kesan simpel dan elegan.
(Rancangan Caroline Devina menggunakan bahan dari Asia Pacific Rayon)
Perhatian Caroline pada detail direalisasikan pula pada pilihan
looks yang menggunakan bahan rayon dari Asia Pacific Rayon (APR). Dalam satu
looks, Caroline menciptakan atasan, korset,
petticoat, dengan tali-tali sebagai
embellishment dan motif salur-salur, kemudian bahan pada bagian rok dapat diserut.
“Hasil desainnya memberikan kesan kompleks, tapi dengan proporsi yang tetap seimbang. Selain itu, ini pertama kalinya saya memakai rayon dan ternyata bagus banget untuk membuat
looks yang ‘tidak biasa’,” kesan Caroline.
Baca Juga:
Dukungan Kreativitas Berkelanjutan Asia Pacific Rayon dalam Lomba Perancang Mode 2023
Dibuatkan Sketsa oleh Sebastian Gunawan
Selain jadi tema koleksinya, kerumitan pada desain juga menjadi tantangan untuk Caroline saat hendak mewujudkan koleksi tersebut. Sebabnya, semua harus selesai dalam waktu yang cukup singkat.
“Hampir semua
garments pada koleksi saya membutuhkan keterampilan yang teliti, ketekunan, dan
labour intensive. Pembuatan detail-detailnya juga memakan banyak waktu sehingga agak
hectic saat membuatnya,” ungkap Caroline.
(Koleksi
"Why Am I Feel Lonely" dari Caroline Devina di panggung JFW 2024)
Bukan berarti Caroline menyerah pada tantangan-tantangan tersebut. Ia membuat perencanaan waktu dan target yang harus diselesaikan setiap hari. Hingga akhirnya, Caroline dapat menyelesaikan semua
looks tepat waktu untuk dipresentasikan saat penjurian sekaligus ditampilkan pada panggung JFW 2024.
“Penjurian adalah salah satu momen tidak terlupakan untuk saya di LPM 2023 ini. Senang sekali diberi kesempatan mempresentasikan karya saya di depan desainer dan pelaku industri mode ternama Indonesia,” kata Caroline.
Caroline juga tidak menyangka bahwa penjurian tidak selalu menegangkan karena ada juga tawa dan canda bersama para juri. Satu hal yang paling berkesan dari para juri menurut Caroline adalah nasihat dan saran mereka mengenai cara membuat pakaian agar lebih efektif saat ditampilkan di
runway. Tentu, masing-masing juri meninggalkan kesan tersendiri untuk Caroline, yaitu:
- Sebastian Gunawan (Desainer Senior): “Suatu kehormatan diajarkan Om Seba mengenai mode, bahkan sempat dibuatkan gambar (sketsa mode) ketika penjurian. Beliau ternyata orangnya baik banget!”
- Hian Tjen (Desainer dan Alumnus LPM 2007): “Senang dapat dikomentari langsung olehnya. Saya mendapat banyak masukan dari beliau. Very helpful!”
- Lisa Malonda (Founder Atlas Education dan Representatif Istituto Marangoni untuk Indonesia): “Bu Lisa baik banget! Dapat memberikan komentar pada desain saya straight to the point,”
- Zoey Rasjid (Head of Marketing Communications Asia Pacific Rayon): “Om Zoey juga baik banget, sangat terbuka dan komunikatif saat memberikan pendapatnya,”
- Aldi Indrajaya (Managing Editor dan Fashion Director Dewi): “Mas Aldi memberikan banyak masukan tentang fashion yang menambah wawasan dan bisa saya pelajari lagi,”
(Caroline Devina bersama para juri Lomba Perancang Mode 2023 di panggung JFW 2024)
Baca Juga: Mengenal 10 Finalis Lomba Perancang Mode 2023 dan Rancangannya
Fokus Kuliah dan Meningkatkan Portfolio
Untuk Caroline, momen yang paling menegangkan selama mengikuti LPM 2023 adalah ketika ada di
backstage panggung
LPM 2023. Sebagai peragaan busananya yang pertama di JFW, perasaan Caroline campur aduk antara senang
banget, penuh antisipasi, grogi, dan ada sedikit rasa takut.
“Proses memasang baju ke para model penuh rasa
deg-degan takut gagal karena desain saya yang rumit dan butuh ketelatenan untuk mengenakannya. Tapi, semuanya
worth it!” terang Caroline.
(Caroline Devina di
backstage ketika menyiapkan koleksinya untuk
runway JFW 2024)
Memang tidak sia-sia karena Caroline berhasil menyabet gelar Pemenang II LPM 2023.
“Bukan cuma menjadi pemenang, tapi seluruh perjalanan selama LPM 2023 ini sangat berkesan untuk saya. Saya belajar banyak
banget hal baru tentang
fashion, kenal dengan banyak orang yang sudah profesional di industri mode, bertemu orang-orang baru. Bersyukur juga bisa membuat orang tua bangga,” ungkap Caroline.
Selain itu, Caroline sangat bersyukur dapat bertemu teman-teman baru sesama finalis LPM 2023 karena mereka saling mendukung dan selalu memberi semangat satu sama lain. Bahkan, Caroline melihat seluruh finalis mampu membuat karya yang bagus sesuai
personal taste masing-masing.
“Saya sampai tidak bisa menebak siapa yang akan menang karena mereka keren-keren
banget!” ujar Caroline.
(Caroline bersama para pemenang LPM 2023 lainnya)
Ke depannya, berbekal kemenangan di LPM 2023, Caroline sudah memiliki rencana untuk mencari lebih banyak pengalaman dan
portfolio di dunia mode mengingat usianya yang masih sangat muda. Yang pasti, Caroline ingin membangun jenama mode dengan namanya sendiri, “Caroline Devina”, yang digunakannya pada penampilan koleksi LPM 2023-nya di panggung JFW 2024.
“Menurut saya,
brand dengan nama pribadi tersebut memberikan lebih banyak koneksi personal dengan saya dan terasa autentik,” kata Caroline.
Dalam waktu dekat, target Caroline adalah fokus menyelesaikan kuliahnya di bidang fashion design sambil membangun identitas atau style rancangan khas pribadinya.
“Harus berani mencoba hal baru. Kalau muncul rasa ragu, coba percaya sama diri sendiri. Dan, mau terus mengembangkan diri dan belajar, baik dari orang lain atau pengalaman pribadi,” pesan Caroline kepada para calon desainer muda yang ingin juga berprestasi.
Simak terus info terkini seputar pagelaran Jakarta Fashion Week 2024
di situs ini dan
JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini:
Instagram,
Facebook,
TikTok,
X, dan
Pinterest.
(JFW)
Baca Juga:Sambut Calon Perancang Sukses: Inilah Para Pemenang Lomba Perancang Mode 2023Infinix Menangkap Esensi Gen Z bersama MORAL dan Christin Wu, Danjyo Hiyoji, dan Sean Sheila ke Jakarta Fashion Week 2024
Eksplorasi Penuh Visi Jan Sober, Rama Dauhan Design Studio, dan Byo di Panggung Dewi Fashion Knights
(Foto: Getty Images)