December 6, 2024
News
Thursday, 4 Nov 2021
Selama belasan tahun penyelenggaraannya, Jakarta Fashion Week luwes bergerak bersama zaman. Hal ini tecermin lewat program-program yang diadakannya, seperti Fashion Force Awards.
Pertama kali digelar pada 2008, ajang penghargaan ini adalah respons terhadap industri brand ready-to-wear lokal yang kala itu tengah bergeliat. “Tahun-tahun itu banyak anak muda baru pulang dari sekolah di luar negeri, balik ke Indonesia lalu bikin brand atau label sendiri,” kata Margaretha Untoro, salah satu inisiator program Fashion Force Awards.
Saat periode tersebut, pertumbuhan brand lokal memang tengah bergairah. Retailer lokal bermunculan. Sementara acara-acara bazar khusus brand lokal juga ikut meramaikan pasar. Perubahan ini menjadi angin segar bagi industri fashion Indonesia yang saat itu masih didominasi oleh desainer-desainer couture atau high-end custom made.
Ketika pertama kali diadakan, penghargaan Fashion Force Awards dibagi ke dalam dua kategori, yaitu khusus untuk brand ready-to-wear dan brand custom made yang lebih terjangkau.
“Tapi seiring berjalannya waktu, makin sulit membedakan dua kategori itu. Plus, ketika itu sudah banyak brand aksesori lokal. Jadi kategorinya kami ubah, yaitu untuk apparel dan aksesori,” lanjut Margaretha. Kedua kategori penghargaan itu adalah Most Innovative Local Brand dan Most Promosing Accesories Brand.
Berbeda dengan Lomba Perancang Mode, Fashion Force Awards dirancang untuk mengapresiasi early established brand. Brand yang ikut serta setidaknya mesti sudah berdiri minimal tiga tahun, mempunyai toko baik online maupun offline, dan punya portofolio yang menunjukkan konsistensi mereka berproduksi.
Sedari awal konsep Fashion Force Awards memang dirancang untuk memberikan exposure terhadap early established brand. Di saat yang bersamaan juga bisa memberikan insight kepada peserta tentang industri fashion Indonesia. Oleh karena itu, Fashion Force Awards berkembang mencakup semua aspek industri ready-to-wear Indonesia.
Latest News