Wastra Indonesia adalah bentuk pengejewantahan kultur yang tak jemu-jemunya dieksplorasi berbagai pihak. Tidak terbatas pada motif, tiap helai benang mengandung kearifan tertentu yang diterapkan tiap-tiap pengusaha, baik besar maupun kecil, yang ikut andil dalam industri yang merupakan bagian besar perkembangan skema mode Indonesia ini. Kearifan lokal yang kemudian menyokong pertumbuhan ekonomi, kelangsungan lingkungan dan kesejahteraan manusia di sekitarnya inilah yang membuat pihak Jakarta Fashion Week tertarik untuk menyelaminya bersama para desainer Indonesia Fashion Forward.
Indonesia Fashion Forward merupakan program intensif dari Jakarta Fashion Week bekerjasama dengan British Council, Centre for Fashion Enterprise (CFE), London serta Dekranasda Propinsi DKI Jakarta, dan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF). Program yang telah melahirkan 5 (lima) generasi desainer berbakat ini, terus melakukan kurasi yang ketat dan edukasi yang intensif. Proses pengenalan terhadap pembentukan helai-helai kain yang mendukung kreativitas mereka selama ini dianggap sebagai pelajaran yang akan sangat membekas bagi para desainer untuk semakin menghargai keanggunan dan kerumitan produk wastra olahan tangan Indonesia.
Latar belakang inilah yang membuat para pelopor Indonesia Fashion Forward merangkul para desainer muda yang tergabung dalam program edukasi intensif tersebut untuk mengadakan acara kunjungan pabrik ke beberapa kota yang menjadi sentra utama produksi kain dan pakaian jadi di Indonesia yang sudah terkenal sejak lama. Di antaranya, Pekalongan dan Solo. Indonesia Fashion Forward – Factory Visit 2016 dilakukan dengan misi dan tujuan untuk melihat secara langsung proses bagaimana sehelai benang sampai dengan selembar kain diolah menjadi pakaian jadi. Kunjungan ini mempersilakan peserta melakukan observasi nyata bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi pakaian berstandar internasional dan dalam kapasitas besar dengan menggunakan teknologi yang canggih, sekaligus memberi peluang untuk menjalin kerjasama dalam mengolah produk mode.
Produsen yang dikunjungi pun tidak sembarangan dipilih, melainkan mereka yang bisa menunjukkan produksi kain lokal yang sesungguhnya, lengkap dengan kebajikan lokal yang terkandung di balik proses tersebut. Helaian benang dipintal dan diolah sedemikian rupa dari beragam serat alami seperti katun, sutra, maupun buatan seperti poliester dan semacamnya. Berbagai material berbeda ini menghasilkan kain sesuai kebutuhan, harga, dan permintaan. Beberapa hal krusial dalam produksi juga ditentukan oleh faktor musim, tuntutan rancangan, dan selera pangsa pasar. Enam produsen, yaitu Gajah Duduk, Dian Pelangi, Sritex, Dan Liris, dan Pan Brothers, menjadi deretan pemintal masa kini yang akan dikunjungi para peserta. Tidak lupa, peserta juga akan mengunjungi Museum Batik untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan yang menimbulkan industri kain di Tanah Air.
Kegiatan Indonesia Fashion Forward - Factory Visit 2016 ini dilakukan pada 11 - 15 April 2016, dimulai dengan keberangkatan bersama dari Jakarta menuju Pekalongan untuk mengunjungi Dian Pelangi, Pabrik Gajah Duduk, serta Museum Batik, dilanjutkan dengan kunjungan ke Dan Liris dan Sritex di Solo, dan terakhir menuju Boyolali di mana peserta akan disambut oleh Pan Brothers. Perjalanan penuh edukasi ini tidak hanya diharapkan untuk memberikan kenangan dan kebersamaan antar para desainer dan produsen, namun juga semakin mempererat proses kreatif keduanya, sehingga tercipta lebih banyak produk mode mutakhir yang murni dihasilkan di Indonesia.
Penulis: Zea Zabrizkie