Setiap tahunnya, The Woolmark Company, perusahaan wol taraf global asal Australia, mengadakan kompetisi bagi para desainer yang berbakat dalam bidangnya. Mewakili Indonesia, tiga label jebolan Indonesia Fashion Forward, program pengembangan kapasitas gagasan Jakarta Fashion Week bersama British Council dan Centre for Entreprise London, TOTON, Major Minor Maha, dan Vinora melaju dalam ajang penghargaan internasional ini untuk kawasan Asia.
Label TOTON, yang didirikan oleh desainer Toton Januar dan Haryo Balitar pada tahun 2012, dan label Major Minor Maha, yang digawangi suami istri Ari dan Sari Seputra serta prodigy designer Inneke Margarethe, mewakili Indonesia dalam kategori busana wanita. Sedangkan Vinora oleh Vinora Ng melenggang solo dalam kategori busana pria. Alhasil, dalam final International Woolmark Prize ronde Asia 2016/2017, yang berlangsung di Hong Kong, TOTON berhasil menyabet gelar juara untuk kategori busana wanita.
Menurut Svida Alisjahbana, CEO Femina Group, sekaligus Ketua Umum Jakarta Fashion Week, Indonesia sendiri baru pertama kali bergabung dalam gelaran tahunan internasional ini. Dukungan dari Kedutaan Australia berhasil menjembatani Femina Group dengan The Woolmark Company, yang sudah lama memang tertarik dengan iklim pasar mode Indonesia. Berawal dari kerja sama sejak penyelenggaraan JFW 2016/2017 tahun lalu, Femina Group menjadi partner resmi International Woolmark Prize di Indonesia, yang menominasikan para desainer wakil Indonesia. Dari delapan nama yang diajukan, ketiga label itulah yang terpilih.
Tahun ini, The Woolmark Company memperkenalkan produk wol Merino, material wol yang lembut dan fleksibel dalam pemanfaatan, sehingga bisa dikenakan dengan nyaman di iklim tropis. Menurut Hidayat Jati, perwakilan Femina Group yang turut hadir menyemangati para desainer saat hari H di Hong Kong, penggunaan wol Merino dibatasi dengan jumlah minimum 80%, dan peserta bisa memilih membeli kain jadi atau memintal sendiri serat wol Merino mentah.
Ditemui saat konferensi pers yang berlangsung di Femina Group (19/07), baik TOTON dan Major Minor Maha bertutur bahwa mereka memilih memintal sendiri serat wol Merino. Tujuan keputusan itu adalah untuk mengenal materi produk secara lebih dalam, serta memperkenalkan serat baru kepada perajin nasional. TOTON memilih bekerja sama dengan pemintal dan perajin di Garut, Jawa Barat, sedangkan Major Minor Maha, selain bekerja sama dengan perajin tekstil tradisional Garut, turut melibatkan pabrik batik kenamaan Dan Liris.
Untuk partisipasi perdananya ini, TOTON mempersembahkan produk berupa jaket dengan aksen bordir dan celana tenun dengan potongan longgar yang menarik perhatian juri. Pemilihan warna dan motifnya sendiri, diakui Toton Januar, didapatkan saat mengunjungi Gua Leang-Leang di Makassar. TOTON berhasil mengungguli finalis dari negara lain yang bersaing di ronde Asia, yaitu Tiongkok, Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan. Menurut Christopher Raeburn, salah satu juri, karya TOTON yang lembut menghadirkan wol dalam tampilan yang baru dan segar.
Bersama dengan desainer asal Korea Selatan, Hyun-Min Han, dengan labelnya Munn, yang memenangkan kategori busana pria, TOTON akan menampilkan capsule collection dengan material wol Merino dalam final internasional. Sementara TOTON akan membawa koleksinya ke final tingkat dunia di Paris, Munn akan bertanding di final tingkat dunia di London, yang sama-sama akan berlangsung pada Januari 2017.
Sebagai pemenang tingkat Asia, TOTON dan Munn juga akan menerima hadiah masing-masing 50.000 dolar Australia. Jika berhasil menang di tingkat dunia, TOTON akan mendapatkan kesempatan untuk mendistribusikan koleksi mereka secara global melalui department store premium Harvey Nichols di Inggris, David Jones di Australia, Boutique No.1 di Uni Emirat Arab, Verso di Belgia, dan masih banyak lagi partner retail The Woolmark Company lainnya.