News

Menuju 100 Tahun LUX, Membentuk Kecantikan bersama Pamela Usanto, Christie Basil, dan Wiki Wu

Monday, 21 Oct 2024

by JFW

LUX telah mempertahankan komitmennya untuk membentuk dan merayakan semua bentuk kecantikan wanita yang berasal dari rasa percaya diri yang tinggi selama hampir satu abad lamanya. Telah terbukti secara saintifik bahwa fragrance floral khas LUX varian Lavender dan Chamomile mampu meningkatkan rasa tenang dan relaks yang diperlukan untuk tampil percaya diri.

 

Menurut Erfan Hidayat selaku Skin Cleansing Indonesia Marketing Lead Unilever Indonesia, “Inovasi dari LUX kami harapkan dapat mendukung perempuan tampil cantik dan percaya diri, terlebih melalui peragaan busana kolaborasi LUX dengan JFW.”

 

Kolaborasi show antara LUX dan Jakarta Fashion Week kali ini merayakan secara megah kecantikan ragam wanita lintas generasi, membuktikan bahwa kecantikan seorang wanita bukan perihal usia tapi rasa percaya diri unik dari tiap individu. Menyampaikan pesan ini adalah hadirnya sejumlah Bintang LUX dari beberapa generasi, mulai dari Ira Wibowo, Luna Maya, Isyana Sarasvati, serta sejumlah influencer dari Generasi Z yang berseri seperti Zsazsa Utari, Zsazsa Caesar, dan Aura Kharisma.

 

LUX mempersembahkan tiga perancang busana gaun kenamaan Indonesia yaitu Pamela Usanto, Christie Basil, dan Wiki Wu. Masing-masing desainer hadir merepresentasikan era desain spesifik mulai dari The Golden Era pada dekade 1900-an, The Contemporary Era pada dekade 2000-an, hingga menapak menuju masa yang akan datang dengan tema The Future Era pada tahun 2022-sekarang. 


Kilas Balik Pesona Mewah Golden Era bersama Pamela Usanto

Jenama gaun bespoke karya perancang busana Pamela Usanto selalu menonjol dengan detail untai rumit nan indah yang cantik berkelas. Dalam koleksi bertajuk Heirloom kali ini, Pamela Usanto membawa gemerlap megahnya era keemasan industri mode dunia di era 1900-an. Memperkenalkan kembali siluet klasik dan rantai aksesori kilap berlian ala The Great Gatsby dengan sentuhan modern.
 

Foto: Koleksi Heirloom dari Pamela Usanto


Koleksi ini banyak mengambil inspirasi dari lukisan-lukisan bergaya Victoria dan bros-bros antik. Menempatkan nilai desain lawas yang klasik ke dalam karya kontemporer serta siluet minimalis. Secara keseluruhan impresi yang ingin disampaikan oleh Pamela Usanto adalah harmoni antara megahnya sejarah dan minimalis modern, ditujukan untuk para wanita yang mencintai elegansi tak lekang oleh waktu. 

 

Sesuai temanya yang berarti benda pusaka, gaun-gaun dipercantik dengan aksesori klasik berwarna perak berbentuk khas benda-benda pusaka berharga. Untai-untai perak menciptakan momentum dinamis di lajur panggung, ditambah lagi dengan gelombang kilau kain-kain shimmer yang digunakan. 

Foto: Pamela Usanto dengan kedua muses Raisa dan Marsha Timothy


Koleksi ditutup oleh dua look puncak yang dikenakan oleh dua orang muse, yaitu aktris Marsha Timothy dan penyanyi Raisa. Kedua muse mengenakan gaun berwarna merah tapidengan profil desain yang sangat berbeda. Marsha mengenakan gaun pendek two piece full feather fringe yang mengembang dan dipermanis dengan untaian sash pink bertabur hiasan. Sementara itu, Raisa menjalani runway dengan gaun merah anggur besar nan anggun, bervolume exaggerated mermaid dan fitted off shoulder bustier top tetapi dilengkapi dengan train megah berwarna sama, berhiaskan perak dan permata.


Filosofi Lilin dalam Tema “Burn in Elegance” Karya Christie Basil

Christie Basil adalah salah satu desainer gaun couture dan bridal paling terkenal di Indonesia saat ini. Tidak hanya sukses menggaet banyak pemerhati melalui beragam platform media sosial terutama TikTok, Christie Basil membuktikan kepiawaiannya dalam berkreasi hingga mendapat Rekor MURI untuk “Fashion Show dengan Kreator Terbanyak” di tahun 2022.

 

Koleksi yang ditampilkan di Jakarta Fashion Week tahun ini mengangkat sebuah tema filosofis yang sangat mendalam yaitu filosofi lilin. Tema ini menceritakan bagaimana seorang perempuan terkadang secara kias harus membakar dirinya untuk menerangi sekitarnya, seperti lilin yang mengikis dirinya sendiri untuk menjadi sumber cahaya. Konsep ini diterjemahkan ke dalam unsur desain ikat tali macrame serta kilauan untai swarovski memberi efek seolah lelahan lilin pada tubuh. 

Foto: Koleksi Burn in Elegance karya Christie Basil


Christie banyak mempertahankan siluet klasik timeless dalam desain gaunnya namun dibuat menonjol dengan aksen desain timbul seperti sangkar crinoline berlapis berlian, ulir pleats tajam berkilau menyerupai petal bunga, drapery dari bahan organza, dan kerangka luar yang menyerupai chandelier lilin klasik. Penggunaan warnanya sangat elegan didominasi dengan krem, perak pucat, emas, dan ditutup dengan sentuhan merah serta ungu.

Foto: Christie Basil bersama muse Luna Maya


Teknik detail macrame yang sangat ditekankan dalam koleksi ini juga merupakan bentuk metafora dari bagaimana wanita merangkai setiap tantangan dengan kegigihan. Menciptakan proteksi bagi dirinya sendiri dengan apa yang ia miliki. Jika macrame identik dengan busana resortwear, Christie berhasil mengelevasi teknik macrame ini menjadi lebih high fashion dan body fitting seolah perisai badan bagi pemakainya.

 

Generasi Z dan Taman Bunganya Interpretasi Menarik dari Wiki Wu

Wiki Wu adalah seorang perancang busana yang tumbuh dan telah familiar dengan dunia mode sejak kecil. Passion dan keberanian dalam berekspresi yang dimiliki Wiki Wu terbaca jelas dalam karyanya melalui jenama WU5 yang memiliki DNA desain bold and daring. Bertanggung jawab untuk koleksi The Future Era, Wiki Wu membawa konsep yang sangat segar khas Gen-Z dilengkapi dengan judul koleksi yang juga diambil dari bahasa slang anak muda generasi tersebut yaitu Demure Delulu.

 

Demure yang berarti anggun dan delulu yang merupakan permainan gaul dari kata delusional memadukan gaun-gaun desain anggun kewanitaan dengan kreativitas delusional tanpa batas yang menjadi poin keunikan koleksi ini. Gaun-gaun dikenakan oleh 16 karakter wanita yang berbeda-beda lengkap dengan karakter menonjolnya masing-masing.

Foto: Koleksi Demure Delulu dari WU5 karya Wiki Wu


Show dibuka dengan seorang model mengenakan fitted bodysuit berkilau dengan topi polisi serta tali cambuk kulit yang mendatangkan sedikit efek mengagetkan kepada para penonton. Koleksi pun secara pasti melalui progres menuju gaun-gaun ready to wear seperti evening cocktail dress, unsur desain biker yang edgy, gaun drapery yang mengaksentuasi lekuk indah para model dipercantik dengan aplikasi detail floral yang kompleks.

Foto: Deretan koleksi Wiki Wu dipimpin oleh muse Isyana Sarasvati 


Palet warna yang dipilih pun sangat berani. Warna-warna solid menyala seperti ungu, biru elektrik, indigo, hitam, dan kilau material berwarna rose-gold yang menonjol di bawah sapuan lampu. Koleksi ini ditutup oleh momen khusus dari muse sekaligus Bintang LUX, penyanyi multitalenta Indonesia, Isyana Sarasvati yang tampak mempesona dan berenergi dengan gaun ungu two piece pendek.