Dalam dunia
fashion yang selalu mencari suara baru dan narasi segar,
Indonesia Fashion Forward (IFF) mulai muncul sebagai pencerita yang menonjol di panggung global. Debutnya di
COTERIE New York, IFF menampilkan delapan label Indonesia yang memukau: Baha Gia, Fuguku, Kami, Nadjani, Jenna & Kaia, HijabChic, Aleza, dan Hameeda. Kedelapan jenama ini tidak hanya memamerkan koleksi, tetapi juga menghadirkan reinterpretasi dari makna menggabungkan budaya, keterampilan, dan desain kontemporer.
Foto: Paduan seni tradisional dengan desain modern dan inovatif.
Mengapa Label Indonesia Menjadi Sorotan?
Ketika dunia
fashion semakin dipengaruhi oleh faktor keaslian dan tujuan atau misi, para desainer Indonesia menciptakan dampak besar dengan menggali kekayaan warisan budaya mereka. Koleksi-koleksi mereka memadukan seni tradisional dengan desain modern, menciptakan busana yang menawarkan lebih dari sekadar gaya, mereka memberikan pengalaman mendalam. Perpaduan sejarah dan modernitas ini sangat menggema di kalangan konsumen global saat ini, yang mencari
fashion yang bercerita dan mencerminkan nilai-nilai pribadi.
Para desainer ini tidak hanya mengikuti tren; mereka menetapkan standar baru. Komitmen mereka terhadap keberlanjutan, keterampilan tangan, dan inklusivitas sejalan dengan permintaan yang terus berkembang akan kemewahan yang bertanggung jawab. Dengan mengintegrasikan teknik-teknik kerajinan tangan dan praktik-praktik etis, label-label Indonesia mendefinisikan ulang
fashion, menyediakan pilihan kreatif dan etis yang bermakna, yang memenuhi kebutuhan pasar modern.
Baca juga: Jakarta Fashion Force at Coterie
Foto: Jenama Indonesia semakin diperhitungkan.
Keberlanjutan sebagai Narasi Inti
Jantung gerakan ini adalah komitmen mendalam terhadap keberlanjutan, sebuah benang merah yang menembus banyak koleksi yang dipamerkan di COTERIE. Para desainer Indonesia tidak hanya menciptakan potongan-potongan indah; mereka mendefinisikan ulang standar
fashion yang bertanggung jawab. Dengan memprioritaskan praktik-praktik etis, mulai dari sumber serat alami hingga memanfaatkan kembali material, mereka memastikan koleksi mereka memiliki dampak lingkungan yang minimal tanpa mengorbankan kreativitas atau integritas budaya.
Ambil contoh Baha Gia, yang didirikan oleh
Bianca Lutfi. Jenama ini adalah sebuah perayaan kebahagiaan dan kesadaran lingkungan. Setiap koleksi Baha Gia membawa Anda dalam perjalanan melintasi lanskap hijau Indonesia, menangkap keindahan dan jiwa yang bersemayam di kepulauan negeri ini melalui cetakan yang berani dan motif yang halus. Diproduksi secara lokal dengan serat alami 100%, komitmen Baha Gia terhadap keberlanjutan tidak hanya mengenai tanggung jawab lingkungan, tetapi juga inklusivitas, dengan merancang busana untuk semua jenis tubuh dan memberdayakan perempuan untuk merangkul akar budaya mereka.
Baca juga:
Jenama Lokal Merayakan Eksplorasi Desain Kebaya di JFW
Foto: Jenama dan desainer Indonesia mengusung narasi yang menonjol di panggung global.
Begitu juga dengan Fuguku, di bawah kepemimpinan visioner
Savira Lavinia, yang mencontohkan masa depan inovasi
fashion berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kembali material daur ulang dan menggabungkan teknik kerajinan tradisional seperti jumputan, Fuguku menciptakan tekstur yang menentang konvensi, memadukan kerajinan warisan dengan estetika modern. Jenama-jenama ini tidak hanya menciptakan fashion. Mereka membangun masa depan, ketika keberlanjutan dan cerita budaya tidak dapat dipisahkan.
Baca juga:
Lomba Perancang Mode Menswear 2024, Selangkah Lebih dekat Menuju Panggung Jakarta Fashion Week
Foto: Svida Alisjahbana, CEO Jakarta Fashion Week
Permintaan Global Bertemu Keterampilan Lokal
"Desainer Indonesia unggul dalam menyelaraskan keindahan dan keragaman budaya lokal dengan permintaan pasar global, menempatkan mereka sebagai pendatang baru yang sangat menjanjikan di arena fashion internasional," kata Svida Alisjahbana, CEO Jakarta Fashion Week (JFW).
Sinergi antara keterampilan lokal dan relevansi global inilah yang menjadi inti dari debut IFF di COTERIE. Kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dengan Jakarta Fashion Week, didukung oleh Konsulat Jenderal Indonesia di New York, inisiatif ini bertujuan memperkuat suara kreatif Indonesia di panggung dunia. Dari busana kontemporer hingga siap pakai premium, para desainer ini memimpin era baru dalam fashion, membuka jalan bagi masa depan di mana kreativitas Indonesia mengambil tempatnya yang layak dalam industri global. Label-label ini menawarkan lebih dari sekadar koleksi. Mereka memberikan perspektif baru dalam melihat fashion.
Foto: Delapan jenama Indonesia bersama tim JFW, Kemenkop UMKM, dan KJRI di New York.
Dalam industri yang selalu mencari hal besar berikutnya, para desainer Indonesia menempatkan diri mereka sebagai inovator sekaligus penjaga warisan budaya yang kaya. Visi mereka tidak hanya relevan, tetapi juga revolusioner, menjadikan mereka pemain penting dalam percakapan
fashion global.
Dapatkan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2025 di situs ini, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)
Foto: Dok.JFW
Baca juga:
Pulasan Makeup Melengkapi Estetika Mode di Jakarta Fashion WeekLomba Perancang Aksesori 2024 Resmi Mengumumkan 20 Semifinalis dengan Jajaran Karya Terbaik nan IstimewaRekam Jejak Penjurian Final Lomba Perancang Aksesori 2024: Selangkah Menuju Panggung Jakarta Fashion Week 202522 Semifinalis Lomba Perancang Mode Menswear 2024