News

Dian Pelangi Mendapatkan Titik Temu Untuk Wajah Baru

Sunday, 21 May 2017

by JFW

Dian Pelangi adalah desainer modest wear pertama yang terpilih untuk masuk dalam jajaran Generasi Pertama Indonesia Fashion Forward pada tahun 2012 silam. Merek Dian Pelangi sendiri sudah berkecimpung di dunia fashion tanah air selama 26 tahun. Menggelar peragaan busana bertajuk Titik Temu di The Hermitage Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (21/05/2017), wanita cantik dengan nama asli Dian Wahyu Utami ini mengungkapkan wajah baru dari mereknya.

Dian Pelangi Menjelaskan Label Barunya pada Svida Alisjahbana
"Dian sudah lama bersama dengan kami. Dalam proses inkubasi bersama Indonesia Fashion Forward, ada banyak ahli yang kemudian mengajarinya banyak hal tentang industri fashion. Inkubasi selama setahun tidak membuatnya serta merta maha hebat, tentu masih butuh perjalanan panjang. Namun Dian tidak mengecewakan. Dia sudah terpilih masuk Top 500 Most Influential People in Fashion Business versi Business of Fashion (BoF) sebagai satu-satunya wanita dari bisnis modest wear, dan sudah dikenal juga di luar negeri. Tahun lalu saja, Dian tampil di London setelah residensi bersama mahasiswi dari London College of Fashion sebagai advanced program dari Indonesia Fashion Forward," puji Svida Alisjahbana, Ketua Umum Jakarta Fashion Week, hari Minggu (21/05/2017) lalu di The Hermitage, Menteng.


Sebagai Creative Director, Dian merasa sudah waktunya bagi Dian Pelangi untuk melakukan perombakan agar lebih kuat dan siap bersaing di kancah nasional mau internasional. Tujuh warna pelangi yang tertuang dalam tujuh labelnya; DP by Dian, Dian Pelangi Exclusive, DMen, Dinda Pelangi, DP Haji, Dian Pelangi Bride, dan Galeri Dian Pelangi, kini dirampingkan menjadi empat lini saja.


"Dulu kami mencoba merambah semua sektor, tapi karena kesiapannya kurang, saya sebagai Creative Director malah merasa memang bukan seperti ini seharusnya kami memulai sebuah label. Setelah belajar banyak dan melihat perkembangan tren bisnis fashion, aku memutuskan untuk menyederhanakan jadi empat lini saja, namun lebih bisa merangkul semua," papar Dian. 

Lebih lanjut lagi, Dian berkisah, "Sebenarnya sudah lama saya ingin melakukan perombakan, tapi Dian Pelangi bukan hanya milik saya saja. Dian Pelangi ini merek keluarga, jadi saya harus bisa meyakinkan semua pihak yang terlibat. Setelah cukup lama, akhirnya ditemukanlah mufakat, karenanya peluncuran ini saya sebut Titik Temu. Perubahannya nanti akan meliputi logo, identitas sebagai label, kemasan, konten, serta desain pemasaran terutama melalui situs, bahkan struktur perusahaan. Yang tidak akan berubah adalah penggunaan kain-kain tradisional yang memang sudah jadi ciri khas Dian Pelangi."


Hal ini juga didukung oleh pihak-pihak yang sudah lama mendampingi Dian Pelangi, di antaranya HijUp dan Wardah. Hadir mewakili HijUp, Hanna Faridl (Chief Community Officer HijUp) menyatakan, "Kami sangat bangga dengan Mbak Dian. Butuh keberanian untuk melakukan perombakan saat sedang bersinar, tapi kami yakin Dian Pelangi bisa tetap konsisten." Hal yang senada diungkapkan oleh Salman Subakat (Marketing Director Wardah), "Wardah sudah lama beriringan dengan Mbak Dian, dan kami akan senantiasa mendukung. Misalnya saja untuk rias hari ini semuanya juga dari Wardah. Itu karena kami percaya pada Dian Pelangi," tuturnya.

Berikut  sedikit gambaran empat lini baru Dian Pelangi yang dirintis oleh kedua orang tua Dian, Djamaloedin Sindon dan Hernani Mansyur.

 

1. NOM


Dian Pelangi sudah terkenal dengan desainnya yang cerah, dan hal ini tercetak sempurna dalam rancangan lini yang dinamainya Nom, diambil dari kata berbahasa Jawa yang artinya muda. Dinamis dan energik, koleksi pertama Nom menampilkan warna-warna solid seperti merah muda, kuning, hijau, biru, merah, dengan dominasi toska, dituangkan dalam motif-motif batik yang didaur ulang menjadi bentuk-bentuk geometris acak.


 

2. KRAMA


Koleksi Krama menampilkan koleksi yang mengambil strukturnya dari kain tradisional, yang untuk kali ini didominasi songket. Sebagai lini siap pakai eksklusif, Krama yang artinya "halus" dalam bahasa Jawa ini terdiri dari beragam luaran, tunik, kaftan, rok, dan celana dengan warna-warna cenderung gelap seperti hitam, cokelat, dan merah marun.


 

3. MEN


Tidak terpaku pada baju koko tradisional, koleksi Men Dian Pelangi membebaskan pemakainya untuk bereskperimen dalam padu padan. Mengandalkan artikel yang fleksibel seperti celana panjang, blazer, kemeja longgar, dan beragam model kimono yang didominasi kesan perak metalik dan coal grey. Dituangkan dalam corak-corak tumpal songket dan jumputan abstrak, tidak membuat koleksi ini berkesan kuno, melainkan mewah.


 

4. PRIVE


Menampilkan desain haute couture dari Dian Pelangi, koleksi pertama Prive didominasi dengan warna putih dengan sentuhan emas berbentuk motif-motif khas Songket, seperti tumpal, yang dibentuk dari jalinan payet. Gaun-gaun lembut dengan struktur elegan yang dibentuk dari dominasi fabrikasi tulle,  satin, sutra, sifon, dan tafetta ini tampak makin elegan dengan aksesori sederhana berwarna emas, misalnya pada ikat pinggang.


Penulis: Zea Zabrizkie