Shahnaz Soraya, pemenang ke III Lomba Perancang Mode 2013/2014 bukanlah pendatang baru di dunia mode. Masa kecil Inez, begitu ia akrab disapa sudah dekat dengan dunia mode. Neneknya lah yang mengajari dia menjahit sedangkan ibunya, memiliki toko-toko bahan jahitan di daerah Menteng, Jakarta. Sejak tahun 2010 karya-karyanya telah menghiasi fashion show terbesar di Indonesia. Namun dirinya merasa tidak pernah puas untuk terus menggali potensi dirinya dalam dunia desain.
Seperti dikutip dari majalah Femina, Inez yang merupakan lulusan sekolah mode Esmod ini mengatakan, âSaya mengikuti lomba bukan untuk mengejar juara, tetapi semata-mata hanya untuk mencari ilmu, membangun jaringan, dan juga memperkenalkan koleksi saya.â Tahun 2010, dia mulai mengembangkan bisnis fashion bekerja sama dengan temannya. Namun, di tahun 2012 ia memutuskan untuk membuka label sendiri dan mendirikan Nezbysoraya.
Saat ini, Nezbysoraya memiliki 5 karyawan, terbagi atas tukang jahit, tukang potong, kepala produksi, dan keuangan merangkap administrasi. Sementara untuk pemasaran, dia menggunakan jasa outsource. Kekuatan hasil karya Inez, terletak pada kualitas, jahitan rapi, dikerjakan secara detail, dan adanya sistem quality control. Bahan-bahan yang digunakan pun merupakan bahan impor dengan kualitas terbaik.
Inez berharap, dirinya mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di bidang fashion business di New York atau London, agar dapat lebih mengembangkan bisnisnya. âImpian saya, ingin memiliki retail dan label yang bisa dibanggakan Indonesia,â ujar Inez seperti dikutip dari majalah Femina.
Lomba Perancang Mode merupakan batu loncatan bagi para perancang Indonesia dan telah diadakan sejak tahun 1979 dan telah melahirkan banyak sekali desainer-desainer berbakat dan ternama di tanah air. Untuk tahun ini akan digelar Lomba Perancang Aksesoris 2014 (LPA) yang merupakan kompetisi yang digelar oleh Femina Group untuk mencari talenta-talenta baru dalam desain sepatu, tas dan perhiasan.