Sangatlah menyenangkan melihat bibit-bibit baru di industri fashion Indonesia, yang selalu menawarkan sudut pandang segar dalam mendesain koleksi busana. Tak terkecuali, Binus Northumbria School of Design (BNSD), yang menjadi salah satu sekolah mode yang turut menyemarakkan Jakarta Fashion Week (JFW) 2015.
Lewat show yang mengusung tema besar âThe Magnificent Celebesâ pada 4 November 2014, BNSD menantang para mahasiswanya untuk mengulik dan memberikan sentuhan baru kepada budaya Indonesia Tengah. âMengikuti ajang sekelas JFW dan berada di komunitas profesional fashion Indonesia dapat menjadi pengalaman yang berharga,â ujar Amanda Prihutomo, Deputy of Head of Program Fashion BNSD. Ia juga berharap, para mahasiswa dapat lebih mencintai kekayaan dan keanekaragaman budaya Indonesia.
Sebanyak 12 mahasiswa BNSD turut serta menampilkan koleksi mereka. Eiphel dengan âPastel Petalâ, Jessica Karina Samudra dengan âDulcet Dauntlessâ, serta Zana Cobitha dengan âEastern Seductionâ, memilih untuk mengulik siluet feminin yang dikemas ulang menjadi busana berdaya pakai tinggi. Kreativitas dalam mengolah potongan asimetris dan dekonstruktif dalam napas Avant Garde ditunjukkan oleh Athalia Rebecca Thio dengan koleksi âPearlescentâ, Puspa Inten Lestari lewat karya âMysteriuxâ, Alicia dengan âMod Brazenâ, dan âIrregularâ dari Nadia Rinelsa Umammi.
Tren streetwear serta sportswear yang belakangan naik kelas juga tak luput menjadi sumber inspirasi rancangan para desainer muda BNSD. Hal tersebut dapat dilihat pada karya âWayfaringâ dari Wajdan Alturki, Raissa Purnama dengan âDai Toshiâ, serta Claresta Elviana dengan âFino Signoreâ. Pemakaian teknologi laser cut pada koleksi bertajuk âBangâ dari Marsya I. Ramadhiani memberi nuansa segar. Demikian pula dengan subkultur Korean wave yang diterjemahkan menjadi koleksi âKkonminamâ, yang kental dengan gaya post apocalyptic. (Yoland Handoko/Grazia)