Setelah show "The Golden Age of Renaissance Era" usai, sekolah mode Abineri Ang Atelier et Creature De Mode kembali mengisi show kedua di hari kelima Jakarta Fashion Week 2015 dengan mempersembahkan karya murid-murid terbaiknya. Untuk memperkenalkan keindahan cheongsam dan memberi lebih banyak pilihan gaun oriental, keenam perancang muda dari sekolah mode Abineri Ang Atelier et Creature De Mode ini memamerkan karya-karyanya dengan sentuhan kontemporer.
Imelda Hudiyono membuka show kedua dengan gaun bervolume yang diaplikasikan lewat teknik drapping dalam palet warna merah. Rancangan dengan kerah Cheongsam menjadi andalan pada show yang bertajuk "The Golden Age of China Emperor" ini. Fellysya Fabian mengkreasikan cheongsam dengan permainan detail dari potongan kain yang ditumpuk. Karisma gaun terusan khas Cina yang melekat di tubuh dengan aksen leher tinggi tersebut memberikan sentuhan sensual tanpa kesan vulgar.
Warna-warna ceria juga dihadirkan pada show kali ini. Irene Lie menampilkan cocktail dress dengan warna-warna yang menyegarkan mata dan koleksi yang ultra chic dari Felita Wirawan dengan jumpsuit prints untuk tampilan sehari-hari. Sementara koleksi berwarna hitam dan emas dihadirkan Gracia Shinta dengan koleksi gaun eklektik. Sebagai penutup show kedua, Vera Tjan mengusung nuansa metalik pada gaun yang bertaburkan kristal Swarovski yang mewah.
Walau terbilang masih pemula, namun karya busana yang dihasilkan para siswa sekolah mode ini patut diacungi jempol. Pemilihan material yang sepadan, didukung dengan aplikasi bordir dan payet yang tidak berlebihan membuat para perancang muda ini siap untuk bersiang di industri mode Indonesia bahkan ke ranah mancanegara.