Desainer busana muslim, Dian Pelangi, Jenahara dan Nur Zahra kian mengibarkan nama mereka di pentas fashion dunia. Ketiga desainer peserta program Indonesia Fashion Forward menunjukkan kreativitas mereka di Tokyo, Bangkok dan London.
Bersama Major Minor, label Nur Zahra menggelar fashion show di Tokyo Fashion Week 2014/15 A/W di Shibuya Hikarie. Di Indonesia, Nur Zahra sangat populer dengan keunikan rancangan memanfaatkan teknik pewarnaan khusus dari Jepang, Shibori. Material-materialnya diikat, dijahit, dilipat atau dikompres untuk mendapatkan corak-corak yang menarik.
Selain itu, Dian Pelangi juga mencetak sukses di dunia internasional dengan mengikuti Haute Arabia 2014 di London, Inggris. âSaya menjadi desainer penutup dan membawakan 15 koleksi yang bertemakan âRoyal Kingdom Of Indonesia,ââ ujar Dian Pelangi. Koleksinya terinspirasi dari 3 kerajaan di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, dan Bali. Haute Arabia dihadiri oleh buyers dari Timur Tengah dan kalangan menengah atas yang tinggal di London dan Timur Tengah. âPerjalanan ini juga jadi cara untuk saya menggapai mimpi membuka toko busana muslim Indonesia di Inggris, khususnya London," tuturnya seperti dikutip dari BeritaSatu.com
Kabar mengejutkan juga datang dari Jenahara yang berpartisipasi di Bangkok International Fashion Fair dan Bangkok International Leather Fair 2014. Mengusung fashion show bertema Acier Noir, Jenahara sukses mencuri perhatian para buyers dari Eropa, seperti Italia, Rusia, Prancis dan Amerika. âPada koleksi sebelumnya, saya sudah banyak bermain dengan detail paku-paku. Kali ini saya ingin mengeksplorasi sisi lain dari women in hijab yang sering menampilkan sisi feminin glam, sekaligus tough, strong dan modern,â ungkapnya. Dalam setiap rancangannya, Jenahara kerap mengangkat motif-motif geometris yang membaurkan busana wanita dan pria.
Indonesia Fashion Forward adalah program Fashion Forward adalah program pengembangan kapasitas bagi desainer Indonesia agar siap menembus pasar dunia. Program ini digagas oleh Jakarta Fashion Week bekerja sama dengan British Council dan didukung oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Para mentor dari Centre for Fashion Enterprise, London, membimbing para desainer agar memahami aspek-aspek penting dalam menjalani bisnis fashion, seperti business planning, finansial, hukum, costing and pricing, strategi penjualan, pemasaran dan humas. (Zahrina Novia)