Di panggung fashion tent pada hari keenam perhelatan Jakarta Fashion Week 2014, Erasmus Huis juga mempersembahkan show bertema âDutch Renaissanceâ yang mengombinasikan unsur fashion dan art. Dalam peragaan busana ini, Billy Tjong menampilkan koleksinya yang terinspirasi dari seniman asal Belanda yang bermukim di Bali, yaitu Johan Rudolf Bonnet. Sedangkan Auguste Soesastro memamerkan koleksi dengan inspirasi pelukis Belanda yang pindah ke Bali, yaitu Han Snel.
Sequence pertama dibuka dengan koleksi busana dari Billy Tjong yang mengintrepetasikan karya pelukis asal Belanda yang bermukim di Bali, yaitu Johan Rudolf Bonnet pada busananya. Billy Tjong mengambil benang merah karyanya dan Rudolf lewat kekagumannya terhadap wanita Bali.
Gaun-gaun bersiluet A-line, H-line, loose tube dress, crop top, dan jumpsuit dibalut indah dan dipadukan dengan karya fotografi serta lukisan karya Billy Tjong tentang wanita Bali. Nuansa putih, biru laut, dan hitam diperkaya dengan percikan warna pastel, sama seperti yang biasa digunakan oleh Rudolf Bonnet. Semua karya seni dicetak di atas material bertekstur ringan seperti satin, organdi, chiffon, dan tweed.
Sequence selanjutnya menghdirkan koleksi busana dari Auguste Soesastro. Desainer yang memulai koleksinya di New York ini terinspirasi dari keramik Dinasti Sung peninggalan kerajaan Cina yang merupakan benda-benda bersejarah pertukaran kerajaan di Indonesia pada abad ke-10.
Potongan baju dan gaun pendek loose, celana lebar, serta gaun malam berukuran panjang diwarnai oleh nuansa monokrom dengan kedalaman warna dan tekstur yang memanjakan mata penonton. Untuk menyempurnakan tampilan, koleksi ini dipercantik dengan perhiasan karya Gillian Arnold yang terbuat dari keramik dan batu mineral. (Ivana/Femina)