Alleira Batik kembali menunjukkan komitmennya pada fashion tanah air dengan ikut serta pada Jakarta Fashion Week 2014. Kali ini Alleira tampil lebih memikat dengan perpaduan gradasi warna terang yang merupakan andalan Alleira, dengan motif tenun Toraja. âGradasi warna terang adalah komitmen kami. Dan kini kami berusaha mengembangkan motif tenun Toraja ke atas canting,â jelas Anita Asmayani, kreator Alleira Batik. Berkolaborasi dengan Manda Rahardjo, desainer muda lokal, Alleira menghadirkan koleksi yang edgy dan modern, dengan tetap menonjolkan keindahan batik.
Pada kerjasamanya dengan Manda yang keempat kali ini, Alleira menampilkan koleksinya dalam empat rangkaian yang memiliki keunikan masing-masing. Pergelaran dibuka dengan model yang mengenakan short jumpsuit berbahan ringan warna kuning ungu. Pembukaan ini langsung membawa nuansa muda dan modern. Ini merupakan bagian dari rangkaian pertama yang bertema The Rabbit Hole, yang merupakan perwujudan gaya psychedelic yang populer di era â60-an.
Warna-warna ungu, hijau, biru, kuning, dan merah bertabrakan dengan cantik. Tipikal orang muda yang jauh dari kesan konvensional. Berbagai desain busana kasual, seperti celana jodphur, skinny pants, mini skirt, menjadi pilihan Manda di sini. Materi berupa ATBM dan sutera menegaskan hasrat sang perancang untuk menciptakan busana siap pakai yang nyaman dan berdaya pakai tinggi.
Di rangkaian kedua, kembali Manda menghadirkan tema yang tidak biasa dalam desain busana batik, yaitu The World of Tomorrow. Inspirasinya datang dari subgenre fiksi ilmiah yang dikenal dengan nama steampunk. Tetap dengan desain busana kasual, Manda mengaplikasikan teknik laser cut di atas kain. Teknik lipatan khusus yang menghasilkan blus berpotongan asimetris ini tampak unik dalam warna-warna cokelat dan abu-abu yang dipadu warna-warna pastel. Kesan modern terwujud dalam desain skort dan sheath dress berbahan kulit imitasi. Penampilan rompi berbahan kulit dengan tambahan hood motif batik menambah kesan edgy rancangan Manda kali ini.
Fantasi Manda kembali melayang dalam desain busana pada rangkaian berikutnya, The Royal Cardsmen March. Kali ini cerita Alice in Wonderland menginspirasi tampilnya motif hati dan mawar pada gaun-gaun mini bergaya muda berbahan ATBM. Sheath dress putih dengan tambahan âsayapâ batik, atau sebaliknya, sheath dress batik dengan tambahan warna putih/ hitam tampak tidak biasa dan tetap menarik.
Rangkaian terakhir show diawali oleh tayangan api yang menyambar-nyambar. Inilah fantasi Manda untuk menggambarkan naga, hewan yang diyakini punya kharisma dan karakter yang begitu kuat. Kharisma ini diwujudkan Manda dalam rangkaian gaun malam dari bahan ATBM, sutera, dan organza dalam warna-warna mewah hitam, merah, jingga, kuning. Sangat memikat pula mini dress dengan cape hitam dari sutera. Sangat classy. Semua fantasi dan mimpi Manda tersebut diberinya judul Chimera, yang berasal dari mitologi Yunani tentang binatang berkepala tiga. (Constantia K. Soedjadi/ Womenâs Health Indonesia)