Batik tulis Pekalongan hadir dalam gaya Timur Tengah yang anggun dalam rancangan Qonita Gholib di Fashion Tent, Jakarta Fashion Week 2014, Rabu (23/10). Mengangkat tema "Romantica Batik in Middle East Style", motif batik khas Qonita diterapkan dalam kain sutra melayang yang menjuntai indah. Warna-warna tanah dihiasi dengan payet dan batu-batuan, membuat rangkaian busana muslim di sequence pertama terlihat glamor.
    
Pada sequence kedua, busana-busana untuk pesta koktail hadir dalam warna yang lebih meriah. Gaun-gaun oranye, ungu, dan hijau, dengan beberapa cut out di lengan dan punggung, serta potongan one-shoulder membuat pemakainya terlihat seksi. Yang baru dari rancangan Qonita, untuk pertama kalinya ia mendesain busana bridal. Lace putih bertabur payet dengan aksen tumpuk dan menjuntai pada lengan memberi karakter kuat. Indah sekaligus tak berlebihan.
    
Di panggung yang sama, Tieka Huza, desainer dari Huza Batik, menghadirkan batik Pekalongan di atas kain sifon sutra dengan nuansa warna yang didominasi hitam-putih. Parade bertema Black Touch ini tak terasa monoton, karena dikombinasi kain polos dengan warna-warna soft. Bordir dan mote pada bagian pinggang dan dada menghiasi gaun panjang dan pendek. Bolero dengan aksen tumpuk dan draperi menambah gaya gaun yang menjuntai ringan.
    
Pada sesi berikutnya, Risty Tagor mengangkat tema Georgeous Gorga (Gorga  dalam bahasa Batak berarti motif). Sulur-suluran atau akar pohon yang merambat, geometri modern, dan ulos, adalah tiga motif yang diangkat Risty dalam rancangan celana dan rok. Terlihat ceria dengan paduan atasan warna-warna berani. Kalung dari bahan batu-batuan dengan model tumpuk, menambah aksen pada atasan polos.
    
Dalam alunan lagu Batak Karo, Si Kacang Koro dan Piso Surit, motif Batak di atas kain sutra dan katun pilihan Risty tak hanya tampil dalam bentuk busana, tapi juga kalung dan syal yang dililitkan di leher. Aksen seperti selendang yang menjuntai dan kerudung juga menambah cantik busana malam. (Mariska Sebayang/ Women's Health Indonesia).