Malam final Lomba Perancang Mode (LPM) 2011, pada 17 November 2011, termasuk salah satu show yang ditunggu publik fashion Indonesia di Jakarta Fashion Week 2012. Ajang yang diselenggarakan dua tahun sekali sejak 1979 itu memang kerap melahirkan nama-nama baru berbakat, yang turut menggerakkan dan memajukan industri fashion tanah air. Tahun ini, dengan tema Sinergi Timur-Barat, para peserta diharuskan memadukan budaya lokal dan sentuhan ala Barat dalam rancangan mereka, yang pada akhirnya membuahkan koleksi busana ready to wear bagi wanita.
Sebanyak 296 sketsa masuk ke meja juri LPM 2011, yang merupakan penyelenggaraan yang ke-24 ini. Namun hanya 10 nama yang berhasil lolos menjadi finalis, dan menggelar karya mereka di panggung Fashion Tent.
Iwan Amir hadir dengan koleksinya Dance Over the Rainbow yang terinspirasi Burung Enggang, tarian khas Kalimantan Timur, dan warna pelangi. Permainan motif dan warna-warna bold, menjadi hal yang menarik perhatian, selain penggunaan sarung tenun Samarinda dan aplikasi bordir motif kepala burung enggang. Semua elemen itu berpadu menjadi rancangan yang edgy, kasual, namun tetap 'berpijak' pada unsur Timur. Sementara Erliana Sumali banyak memberikan aksentuasi pada bahu sehingga menunjukkan kesan tough. Koleksi yang menggabungkan denim dan batik, berjudul Variation Unit, merefleksikan tema LPM secara nyata. Lain lagi dengan Albert Ferdi Sibarani. Koleksinya, Office Goddess, hadir dengan konsep dwifungsi, bisa dikenakan untuk kerja sekaligus bersantai. Menggunakan bahan raw silk, velvet serta batik motif parang, Albert bermain dengan drapery dan kerah lebar yang menjadikan koleksinya terkesan edgy namun seksi. Delly Andriani menunjukkan keahliannya bermain dengan motif batik Parang dan Kawung, dan mengaplikasikannya ke dalam desain minimalis bernuansa asimetris, dalam koleksinya yang dinamakan Geometrical Batik. Setelah puas dimanjakan dengan batik, Cynthia Tan menghadirkan nuansa berbeda lewat Relaxed Sensation, yang banyak menggunakan kain ikat ayotupas dan warna-warna pastel. Beda Cynthia, beda lagi Friederich Herman. Lewat Perspective, ia menunjukkan kepiawaiannya bermain dengan teknik tie dye tua yang dikenal dengan teknik Shibori, dan memadukan beberapa warna metalik dengan warna-warna netral, seperti hitam dan putih, serta memberi aksen pada bahu, lengan atau punggung. Rancangan Lulu Lutfi Labibi, yaitu Local Glory, menggabungkan kain batik komtemporer, kain lurik dari Yogyakarta, tanah asalnya, sarung goyor dari Klaten dan tenun ikat ala Jepara. Unsur flowing dalam tiap busana menjadikan total look yang modern. Sherly Monica tak kalah mengundang decak kagum. Karyanya, Orient Romanticism, dipenuhi oleh nuansa romantis dan feminin, dengan penggunaan bahan sifon, tile, lace yang dikombinasikan dengan drapery. Sementara koleksi Phoenixian dari Popo Rickky menunjukkan esensi fashion ala â70-an, antara lain dengan wide-legged pants dan atasan lengan lebar yang memadukan warna-warna tanah dengan warna bold, seperti merah, serta motif burung Phoenix yang disemprotkan dengan teknik airbrush. Koleksi finalis LPM 2011 ditutup oleh Rahajeng Wengi, Mademoisselle dari Sischaet Detta, yang menonjolkan penggunanaan warna hitam dan beads, serta terinspirasi gaya busana wanita Paris kelas atas pada 1930-an.
Setelah para juri â yang terdiri dari Musa Widyatmodjo dan Priyo Oktaviano, dua desainer yang juga alumni LPM, Ninuk Pambudi (wartawan senior harian Kompas), Syahmedi Dean (pengamat pop culture), Petty S. Fatimah (pemimpin redaksi majalah Femina) dan Atiqah Hasiholan (aktris) â melakukan penilaian dengan kriteria daya jual dan daya pakai koleksi, kreativitas, originalitas dan semangat kewirausahaan, lima finalis pun diumumkan menjadi pemenang. Erliana Sumali dinobatkan sebagai Juara Kategori Khusus Persembahan Mazda, Sherly Monica menjadi Pemenang Favorit yang terpilih berdasarkan jumlah voting yang masuk, Juara Ketiga diraih oleh Cynthia Tan, gelar Juara Dua diberikan kepada Friederich Herman, dan Juara Pertama LPM 2011 jatuh kepada Lulu Lutfi Labibi. Selamat kepada para pemenang!
Rara Putri Delia (Tim Peliput Feminagroup)